|IMY 26| Playboy

231 37 0
                                    

Tak pernah ada yang tahu apa yang akan terjadi pada kita, termasuk aku, kamu, dan dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak pernah ada yang tahu apa yang akan terjadi pada kita, termasuk aku, kamu, dan dia. Hanya Allah yang tau semuanya.

Bel istirahat berbunyi lima menit yang lalu. Bunyi yang nyaring, membuat suara itu terdengar di pelosok ruangan yang cukup jauh tak terhingga. Ketika bel berbunyi, pertanda bahwa jam belajar telah usai. Kebanyakan dari para murid pun berhamburan keluar untuk menuju kantin sekolah. Bahkan lift tampak ramai, membuat Rani berdecak sebal.

"Minggir! Gue duluan!" pekik Rani membuat orang yang berkerumun memberikan jalan untuknya.

Yap! Semua murid wanita yang ada di sana takut dengan keganasan Rani dan suara yang begitu menyakiti hati mereka. Mereka akan berpikir dua kali, untuk mencegah Rani bertindak seperti itu. Mereka tahu, bahwa Rani bad girl di sekolahnya, bahkan guru di lawan, apa lagi mereka? Memilih diam, walau sebal setelahnya adalah pilihan mereka, dari pada harus menghadapi ganasnya serangan singa.

"Daebak! Gak rugi gue punya sahabat macan kaya lo," tutur Allicia ketika pintu lift tertutup sempurna.

Rani melotot tak terima pada Allicia. Macan? Oh, ini tak bisa dibiarkan. Cewek cantik seperti dirinya tak bisa disebut sebagai seorang macan.

"Ngomong itu lagi, gue masukin lo ke kandang singa. Mau, lo?"

"Widih, santai, Bosque. Selow ae. Bercanda elah," sela Allicia.

Rani pun hanya diam. Tak membalas Allicia yang terus mengoceh di tempatnya. Ketika pintu lift terbuka sempurna, Rani keluar bersamaan dengan Allicia yang ikut bersamanya menuju kantin. Bisa di bayangkan, sepanjang perjalanan para siswa memperhatikan dirinya dengan tatapan kagum, tapi Rani tak merasa bahwa dirinya di perhatikan. Jujur saja, ia tak tertarik dengan siapa pun kecuali Fajar.

"Ran, anak cowok ngeliat lo gak kedip. Emang lo secantik itu, ya? Padahal biasa aja," tutur Allicia tanpa sadar membuat langkah Rani terhenti.

"Lo butuh bukti? Kalau cowok di sini kagum, karena gue cantik?" tawar Rani seolah memberikan tantangan.

"Boleh. Abis gue heran, deh."

"Lo tunggu di sini."

Allicia pun menurut. Rani mulai melancarkan aksinya mendekati salah satu most wanted yang memang sudah lama mengincar Rani sebagai pacarnya. Rani pun berdiri dengan angkuh di hadapan pria itu. Jujur saja, ia muak berhadapan dengan pria yang mengagumi wanita hanya karena parasnya saja, tidak mengenal dari hatinya.

"Lo kenapa liatin gue terus?" tanya Rani sembari tersenyum miring pada Allicia yang tengah memperhatikan dirinya.

Pria yang di tanya seperti itu pun berdiri. Bahkan ia tersenyum pada Rani. "Karena lo cantik. Lo gak ada niatan buat jadi pacar gue?"

I Missing You (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang