Karena akan ada sesuatu yang membuat ku selalu ingat dengan dirimu. Sesuatu yang tak akan pernah ku lupakan sepanjang hidup ku.Weekend merupakan hari kesenangan bagi seluruh siswa atau pelajar yang bersekolah. Hari di mana mereka bisa mengistirahatkan pikiran serta mencari hiburan sejenak untuk menutupi semua yang ada di sekolah. Hari Minggu merupakan hari yang di tunggu-tunggu bagi para murid yang ada di dunia. Seperti Rani, ketika hari Minggu datang, ia sibuk menyiapkan segala planning untuk merancang rencana, tapi kali ini berbeda. Semua tak lagi terasa sama.
Di meja makan, hanya ada kediaman dan suara dentingan yang terasa. Rani hanya menatap makanan malas. Pagi ini, rambutnya kembali rontok, membuat ia khawatir dengan rambut yang selama ini ia jaga. Apa itu efek dari kemoterapi? Entah lah, Rani tak tahu. Keadaan serta pikiran yang tak ada di tempatnya membuat Rani hanya diam dan bengong di meja makan.
"Rani, kenapa tidak di makan?" Evi bertanya, ketika sang anak tak menyentuh makanan sama sekali.
Tak ada jawaban. Rani hanya diam tak bersuara. Evi yang mendapatkan respon itu kemudian menatap pada sang suami yang juga menatap ke arah Rani.
"Kamu sakit?" tanya Tundra membuat Rani menatapnya sekilas.
Rani tetap diam. Baginya pertanyaan kedua orang tuanya tak lagi berarti. Perhatian mereka hanya sekilas, setelah mendapatkan jawaban mereka tak lagi peduli. Ketika ia memberi tahu mereka tentang sakitnya, apa kedua orang tuanya akan peduli? Rani pun hanya bisa menggeleng lemah. Keduanya hanya memikirkan uang, tanpa memikirkan dirinya.
Ketika mata Rani menjelajahi ruangan, mata Rani menangkap satu objek yang membuat Rani tersenyum senang. Tepat di samping sang papa, Fajar duduk dan menatapnya. Tunggu dulu, Fajar? Kenapa pria ini ada di sini? Sedangkan dari tadi tak ada yang masuk atau melewati dirinya.
"Fajar," ucap Rani tersenyum senang.
Fajar pun hanya bisa melambaikan tangan. Mata Fajar kemudian mengarah pada nasi goreng yang tak di sentuh oleh Rani. "Makan nasi gorengnya, ya, jangan telat makan."
Rani pun mengangguk. "Lo mau? Aku suapi kalau mau?"
Fajar pun menggeleng. "Gue udah makan. Sekarang lo makan, abis itu kita main. Bosan gue."
Rani pun mengangguk antusias. "Iya, gue makan. Tunggu, ya."
"Rani, are you oke?" tanya Evi sembari berjalan menuju Rani.
Evi dan Tundra hanya bisa saling tatap penuh dengan tanda tanya, ketika anak perempuan mereka berbicara sendiri. Apa mereka tak salah melihat? Tentu, mereka tak salah melihat. Kejadian ini benar-benar di luar kendali mereka. Ini mungkin pertama kali bagi Tundra, tapi tidak dengan Evi. Evi pun menyentuh bahu Rani dan menempelkan tangannya di dahi anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Missing You (COMPLETED)
Fanfiction"Kamu itu nyata, tapi tak terlihat ada." ~Maharani~ Kamu hanyalah ilusi terbesar bagiku. Orang lain tak bisa melihatmu, tapi aku bisa menemukan kehadiranmu di sisiku. Kamu hidup, tapi tak pernah terlihat. Kehadiranmu ada, tapi...