Kamu sosok pria yang selalu aku rindukan, datang dan pergi tak pernah berpamitan.
Wajah pucat pasi, mata yang terpejam, suara monitor ekg yang terdengar di seluruh penjuru ruangan membuat ruangan seakan penuh dengan kata kesunyian. Hanya ada wanita yang sedang terbaring lemah dengan satu perempuan paruh baya yang tengah menatapnya dengan tatapan air mata.
Satu jam lamanya Rani belum tersadar juga. Evi yang sudah lama menunggu pun merasa ia harus pulang sebentar. Dalam hati ia menyesal telah melakukan perbuatan yang menyakiti anaknya sendiri. Perbuatan yang tak seharusnya ia lakukan. Ia sadar, bahwa selama ini ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya, membuat dirinya lupa bahwa ia mempunyai anak yang harus ia jaga.
Tangan lembut milik Evi mengusap wajah sang anak sekilas. "Mama pulang dulu, ya. Nanti Mama ke sini lagi."
Sekarang hanya ada satu perempuan yang sedang terbaring lemah dengan berbagai peralatan medis yang memenuhi tubuhnya. Mata wanita yang terpejam dan tak menunjukkan kehidupan apa pun, membuat seseorang berdiri di ambang kehancuran. Seorang pria tengah menatap Rani dari depan pintu ruangannya. Pria yang merasa bersalah, karena tak ada di sampingnya saat wanita itu membutuhkan dirinya.
Perlahan namun pasti, kakinya membawa ia menuju tempat duduk yang tersedia di samping Rani berbaring. Matanya terus menatap Rani dengan tatapan rasa bersalah. Tak pernah ia duga, bahwa Rani akan jatuh seperti ini.
"Ran, bangun. Gue gak tega lihat kondisi lo kaya gini," lirih Fajar.
Yap! Pria yang sedang mengunjungi Rani adalah Fajar Ragardan. Sosok pria yang selalu ada di samping Rani. Pria yang selalu membuat hati Rani nyaman dan damai, melewati segala tantangan yang merintang.
"Gue merasa bersalah, kalau lo kaya gini." Fajar pun dengan tangan gemetar meraih tangan Rani dan menggenggamnya dalam genggaman hangat miliknya. "Kalau lo dengar gue sekarang, please please get up for me."
Fajar pun mencium tangan Rani dalam. Menyalurkan kehangatan yang ia punya untuk sosok wanita yang entah kapan bisa membuat pikirannya selalu tertuju pada sosoknya. Wanita yang menggantikan posisi Delima di hatinya.
"Fajar," panggil Rani dengan suara lemahnya, membuat Fajar menatapnya.
Rani pun berusaha untuk memperjelas penglihatannya. Apa yang sedang menggegam tangannya ada pria yang selalu ia rindukan? Berulang kali ia pastikan sampai satu pertanyaan terucap.
"Lo Fajar, kan?" tanya Rani mengarahkan pandangannya.
"Iya, ini gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Missing You (COMPLETED)
Fanfiction"Kamu itu nyata, tapi tak terlihat ada." ~Maharani~ Kamu hanyalah ilusi terbesar bagiku. Orang lain tak bisa melihatmu, tapi aku bisa menemukan kehadiranmu di sisiku. Kamu hidup, tapi tak pernah terlihat. Kehadiranmu ada, tapi...