|IMY 16| Misterius

241 43 0
                                    

Jalan masih panjang, apa mau menyerah sebelum berjuang? Nyatanya perjuangan dan bertahan hal yang sulit untuk di lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalan masih panjang, apa mau menyerah sebelum berjuang? Nyatanya perjuangan dan bertahan hal yang sulit untuk di lakukan.

Lorong demi lorong ia sambangi untuk sampai ke kamar mandi wanita yang berada di ujung kelas. Tempat yang jauh, juga sangat terperinci, membuat Rani justru takut. Bukan karena hantu, tapi karena keadaan yang begitu sepi. Bahkan ketika kakinya menyusuri koridor, tak ada satu pun anak murid yang berkeliaran. Peraturan OSIS juga guru di sekolahnya ini sangat luar biasa. Di mana ketika bel berbunyi, maka semua harus ada di dalam kelas, dan tak boleh keluar tanpa izin.

Berbeda dengan orang yang selalu mencari masalah seperti dirinya, ia justru harus keluar kelas dan mendapatkan hukuman untuk membersihkan WC wanita. Ketika kakinya berada di dalam WC wanita yang bahkan jarang ia sambangi, bau wangi membuat Rani pusing.

"Anjir, siapa yang makan jengkol, sih! Pagi yang gak berkah," ujar Rani sembari mencoba masuk dengan memakai masker yang menghalau bau itu.

Rani menatap WC yang menurutnya begitu kotor, dengan tangan yang memegang ember juga sikat, Rani mulai mengambil air dan menyikat bagian WC yang menurutnya sangat kotor. Rani tak sepenuh hati melakukan ini semua.

"Gila, dah. Orang secantik gue suruh sikat WC. Kalau bukan karena poin, gak rela gue." Rani pun menghentikan menyikat WC, ketika kepalanya merasa pusing kembali. "Aduh, kepala gue sakit, lagi. Sakit mulu, gak suka jadinya."

Rani menenggakan badannya. Pandangannya mengadah pada langit-langit di WC yang sedang ia bersihkan. Bahkan pandangan itu seakan gelap,  dan terang. Rani pun menggelengkan kepalanya, berusaha untuk menghalau rasa sakit yang ada di kepalanya. Ternyata efek semalam sangat terasa bagi dirinya.

"Kuat, Rani. Lo gak boleh lemah," ucap Rani berusaha untuk menarik napas.

Tangannya pun bergerak ingin mengambil air, namun kepala yang merasa pusing, membuat Rani harus terpeleset. Rani hanya bisa memejamkan matanya, berharap bahwa posisi jatuhnya tak akan sesakit biasanya. Cukup lama ia memejamkan mata, nyatanya tubuh tak merasakan apa-apa. Perlahan namun pasti, Rani pun membuka matanya.

"Fajar," lirih Rani merasa terkejut ketika Fajar yang menahan tubuhnya agar tak jatuh.

Pandangan mereka pun saling bertemu. Menatap dalam, namun mempunyai arti tertentu. Rani seakan terpesona dengan tatapan tajam milik Fajar yang menurutnya begitu tajam tak tersisa. Menyadari posisinya, Rani pun segera menjauh sembari menyandarkan kepalanya di dinding berusaha untuk menahan rasa pusing.

"Eh, lo jangan cari kesempatan." Rani pun memejamkan matanya, berusaha untuk menahan rasa sakit. "Ini WC wanita! Gak seharusnya lo ke sini!"

I Missing You (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang