Ini bukan hanya tentang game semata, namun kata hati yang akan terungkap sebenarnya.
"Kita mau maen game apa?" tanya Rani ketika mereka baru saja sampai di kamar.
Fajar pun menatap ke sekeliling kamar Rani. Berusaha untuk menemukan sesuatu, tapi tak kunjung ia temukan. Fajar pun kemudian menuju balkon, di ikuti oleh Rani yang sudah duduk di salah satu kursi di balkon.
"True or dare? Deal?" tawar Fajar membuat Rani mengangguk antusias.
"Deal." Rani tampak berpikir. "Tapi, gak seru kalau cuman gitu aja. Gini aja, siapa yang gak berani jawab atau gak mau melakukan tantangan itu, muka akan di coret, deal?"
"Deal, siapa takut."
"Oke, gue ambil spidol dulu." Rani pun bergegas menuju meja belajar dan meraih satu spidol berwarna merah.
"Siapa yang mau duluan putar?" tanya Rani, membuat spidol itu langsung di rebut oleh Fajar.
"Biar gue aja."
Fajar menaruh spidol itu di atas meja. Menaruh di posisi titik tengah. Tangannya pun kemudian memutar spidol itu dengan sangat keras, membuat spidol itu berputar. Tak lama spidol itu pun berhenti tepat di depan Rani, membuat Fajar tersenyum licik.
"True or dare?"
"Gue pilih true."
"Lo harus jawab jujur, ya. Ada satu pertanyaan yang selalu buat gue penasaran." Fajar pun menatap Rani. "Kenapa saat itu, lo mau bunuh diri?"
Pertanyaan itu membuat Rani terdiam. Jujur saja, jika ia mengingat kejadian yang lalu, ia pun tak tahu kenapa ia mempunyai pemikiran untuk mengakhiri hidup seperti itu. Mungkin jika di tanya apa yang mendasari dirinya, adalah ketika ia mengetahui fakta tentang penyakitnya.
"Gue bosan hidup." Rani pun membalas dengan singkat, membuat Fajar bertanya-tanya.
"Kenapa?" tanya Fajar yang seakan belum puas.
"Wuy! Gak boleh ada pertanyaan lagi. Cukup satu aja." Rani pun meraih spidol dan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Fajar, membuat pria itu terkejut. "Ini hukuman buat orang yang serakah. Kena azab, kan, rasain lo!"
Bukan coretan di wajahnya yang membuat Fajar terdiam, tapi sikap Rani yang selalu berubah setiap saat membuat hatinya seakan tak tentang. Lihat saja, ketika baru saja adegan serius, justru Rani bertindak yang membuat hatinya seakan berhenti berdetak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Missing You (COMPLETED)
Fanfiction"Kamu itu nyata, tapi tak terlihat ada." ~Maharani~ Kamu hanyalah ilusi terbesar bagiku. Orang lain tak bisa melihatmu, tapi aku bisa menemukan kehadiranmu di sisiku. Kamu hidup, tapi tak pernah terlihat. Kehadiranmu ada, tapi...