Untuk sekarang semuanya terasa aneh untuk dirasakan, tapi entah dikemudian hari, rasa aneh itu akan menjawab semuanya.
Kicauan burung sudah terdengar dipenjuru mentari. Pertanda bahwa sang fajar sudah menampakkan diri, tanpa malu-malu lagi. Sinar yang dipancarkan pun sudah terlihat, namun belum bisa membangunkan seorang gadis yang tidur pulas di ranjang yang empuk. Berkali-kali alarm yang dipasang dimatikan agar ia tak kembali terjaga. Padahal, alarm itu disetting untuk membangunkan dirinya, rasa kantuk yang berat membuat dirinya enggan untuk bangun.
Seseorang membuka tirai jendela yang membuat sinar matahari dapat menembus masuk tanpa bayangan cahaya. Sinar itu mampu mengusik sang gadis, bukannya segera bangun, ia malah menaikan selimut hingga menutupi tubuhnya. Melihat itu, membuat seseorang mendekat dan menepuk-nepuk pipi gadis itu.
"Bangun, udah siang," ucap seseorang yang tak lain Fajar, sembari menepuk-nepuk pipi Maharani.
Tak ada respon untuk membalas, membuat Fajar mendekat dan menuju telinga gadis itu. "Woy! Bangun udah siang!" Teriakan Fajar membuat Maharani langsung terbangun dan duduk dengan wajah cengoh.
Fajar pun tertawa melihat ekspresi gadis itu ketika kaget. Ekspresi itu sangat lucu, membuat ia tak tahan untuk ketawa.
"Sialan!" Maharani membalas Fajar dengan umpatan. "Kalo gue mati muda, gimana? Jantung gue mau copot, nih." Maharani memegang jantungnya yang berdetak lebih cepat akibat kaget.
Fajar menghentikan tawanya, kemudian tertawa lagi membuat Maharani harus melempar bantal yang membuat Fajar menangkap segera cepat. "Kalo mati, tinggal buang. Gampang, kan?" Fajar menampilkan ekspresi wajah tajam.
Maharani pun bergidik ngerih. "Lo kira, gue binatang apa? Ngaco, deh."
"Iya, binatang buas. Kerjaan cuman bisa maki-maki orang. Teriak kayak gitu, gak bakal bisa buat mati. Lo sama gue, pintar siapa?" tanya Fajar menatap kearah Rani.
"Lah, jelas ..."
Fajar memotong ucapan Rani terlebih dahulu. "Jelas, gue, lah. Mending sekarang lo mandi, karena jam udah menunjukkan pukul, 07.02 lo yakin, gak telat?" Fajar bertanya sembari menunjuk jam dinding yang tak jauh dari mereka.
Maharani pun secara otomatis melihat jam di dinding itu, ia melebarkan matanya. "OMG! Gue telat." Maharani segera loncat dari ranjang dan ingin melepaskan bajunya, namun ketika ia mengangkat bajunya sebatas pinggang, tatapan tajam Fajar membuat ia mengurungkan niatnya.
"Keluar, sana!" pekik Rani membuat Fajar berjalan keluar.
Tanpa diketahui Rani, Fajar bisa menembus pintu tanpa harus membuka terlebih dahulu. Sibuk mengganti baju, membuat Rani tak memperhatikan Fajar.
Maharani pun berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Tanpa riasan apapun, Maharani memakai sepatu dan memasukan buku secara asal. Mengejar waktu itulah yang ia lakukan. Sebelum keluar, Rani menyambar kuncir rambut dan mengikat rambutnya sembari menuruni tangga.
Dilantai bawah ia melihat hanya ada sang mama yang sedang membuatkan sarapan yang jelas untuk dirinya. Maharani pun ingin berjalan menuju pintu utama, tapi tangan sang mama mencengkam dirinya. Maharani pun menghempaskan dan berdiri menatap wanita itu dengan tatapan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Missing You (COMPLETED)
Fanfic"Kamu itu nyata, tapi tak terlihat ada." ~Maharani~ Kamu hanyalah ilusi terbesar bagiku. Orang lain tak bisa melihatmu, tapi aku bisa menemukan kehadiranmu di sisiku. Kamu hidup, tapi tak pernah terlihat. Kehadiranmu ada, tapi...