|IMY 31| Terungkap

227 38 3
                                    

Karena aku menyayangimu, tanpa karena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karena aku menyayangimu, tanpa karena.

Cinta yang tulus, tak akan ada kata karena atau alasan lain mencintainya. Karena pada dasarnya, pilihan hanya ada dua. Apa? Mencintai dan di cintai. Ketika itu terjadi, cinta menjadi kunci besar yang tak bisa di pungkiri. Kedua insan tanpa sadar saling mencintai dan menyayangi, namun tak bisa mengungkapkan melalui kata, melainkan ekspresi dan ketegaran hati. Kita tak pernah tahu, mana yang mencintai, dan mana yang di cintai, karena pada dasarnya sama. Sama-sama cinta dan memiliki rasa hati.

Seperti Maharani, ia belum menyadari apa yang ia rasakan saat ini, tapi ketika ia dekat dengan Fajar, ia selalu merasa nyaman. Apa itu cinta? Oh, belum tentu. Bahkan Rani belum bisa memastikan. Rasa nyaman membuat hati dan pikirannya selalu tenang. Di saat ia dilanda kesulitan, Fajar orang pertama yang menyelematkan dirinya dari kematian. Begitu lah, simbiosis mutualisme, saling menguntungkan yang berujung pada cinta di dasar hati.

"Gue tahu, gue emang cakep. Jangan di lihat terus," ucap Fajar dengan mata terpejam.

Rani yang menyadarinya pun langsung mendorong Fajar hingga terjatuh di lantai. Fajar pun memegang pinggang kesakitan, sementara Rani tertawa puas.

"Kurang ajar." Fajar pun menatap Rani dengan penuh rasa sakit. "Lo nyakitin badan gue, gimana kalau pacaran nanti? Lo pasti sakiti hati gue terus."

"Idih, ketua kelas alay!" ketus Rani bergidik ngerih.

Fajar yang melihat Rani kembali pun hanya tersenyum, ya, walau wanita itu belum kuat untuk berdiri. Kondisinya yang lemah tak berdaya sekarang, membuat hati kecil Fajar nyeri.

"Lo makan dulu, ya," ucap Fajar sembari mengangkat satu mangkuk berisi bubur.

Rani yang melihat itu langsung menutup bibirnya menggunakan tangan. "Enggak! Orang gue gak sakit, kenapa harus makan bubur?"

"Lo emang gak sakit, tapi emang lo mau di rumah sakit terus? Kalau gue, sih, ogah. Apa lagi bau obat-obatan," tanya Fajar dengan menatap ke sekeliling.

Fajar berbicara tanpa menyadari, bahwa dirinya yang sekarang pun terbaring lemah tak berdaya di rumah sakit. Entah sampai kapan, ia akan terbebas dari koma yang membuat dirinya dilihat sebagian orang saja.

"Iya, gue makan." Rani pun membuka mulutnya, bersamaan dengan itu Fajar memasukkan sendok berisi bubur. Rani pun melihat wajah Fajar terutama bibir Fajar yang selalu pucat. "Fajar, gue mau tanya sesuatu boleh?"

Fajar yang sedang mengaduk bubur menghentikan aksinya. Ia menatap Rani dengan penuh tanda tanya. Alis yang terangkat pertanda bahwa ia menyetujui ucapan Rani, walau penuh tanda tanya.

I Missing You (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang