|IMY 46| I Missing You

342 45 23
                                    

Kalau di tanya apa aku bisa terus bertahan dalam rasa sakit ini? Jawabannya aku tak bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalau di tanya apa aku bisa terus bertahan dalam rasa sakit ini? Jawabannya aku tak bisa. Lambat laun aku mulai menyadari, bahwa apa yang kita rasa tak akan pernah hilang begitu saja.
Teruntuk kamu yang selalu membuat aku bahagia, aku tak tahu harus memberikan mu apa, tapi berjanji satu hal, kau tak akan menempati janjimu yang hanya semata. Balik dan ingat semua tentang kita, kenangan yang indah penuh makna dan pengorbanan yang ada di dalamnya.

Percayalah, aku sudah berjuang melawan semuanya, seperti janjiku padamu, berjuang walau badai menghadang, tapi aku hanya manusia, mempunyai batas dan ketabahan untuk menerima semuanya.
Kali ini aku memilih untuk menyerah. Menyerah dan tak bisa lagi bersama. Ada satu hal yang mungkin kau tak tahu, aku mencintaimu dan I missing you.

Kerumunan orang sudah di depan mata, lampu yang bersinar terang seolah menjadi pertanda, bahwa pasar malam kali ini sangat spesial bagi dirinya. Hamparan pedagang kaki lima mulai dari makanan, baju, tas, juga berbagai aksesoris lainnya ada di dalam wilayah yang sama. Tawa dan teriakan histeris dari pengunjung yang ada membuat adrenalin Rani semakin terpacu untuk mencoba. Apa lagi ada makanan favoritnya yaitu gulali.

Rani pun tersenyum di balik wajah pucat pasinya. Di balik derita dan ujung kematian yang akan membawa dirinya sekarang juga. Kali ini mereka bertiga. Di temani oleh sahabatnya yang setulus cinta dan mau bersama dirinya menerima apa pun yang ada dalam dirinya. Ia bersyukur dan tak akan melupakan itu semua, walau dunia mereka tak lagi sama. Rani ada di tengah-tengah Allicia dan Fajar yang seolah menatapnya sendu.

"Ngapain, sih? I'am oke." Rani pun kemudian meraih tangan mereka berdua dan berjalan masuk dengan riang gembira, mengabaikan rasa sakit yang selalu menerpa dirinya.

Allicia pun berhenti, membuat kedua orang itu sontak berhenti, terutama Rani yang memandangnya penuh tanda tanya, di balik wajah pucat pasinya.

"Kenapa? Ayok, kita masuk ke dalam," tutur Rani dengan penuh semangat.

"Gue gak bisa ganggu waktu kalian. Lo berdua aja, ya, gue gak sanggup lihat lo kaya gini," ujar Allicia membuat hati kecil Rani tersentuh.

Rani pun melepaskan genggaman di tangannya. Ia menggenggam tangan Allicia dan tersenyum. Seperti biasa, hanya senyumannya yang membuat ia tegar dan baik-baik saja.

"Kalau lo anggap gue sahabat, ayo ikut. Gue gak akan lama. Ayok," ajak Rani sembari menarik paksa tangan Allicia untuk ikut dengan dirinya, bersama Fajar yang hanya diam dan mau menemani Rani ke mana saja.

Rani berjalan ke sana dan ke sini. Mencoba banyak hal dan belum ia coba selama ini. Stan makanan yang selalu membuat ia semangat untuk menyicipi setiap makanan incarannya. Rani selalu mengeluarkan senyuman, mengatakan bahwa ia baik dalam setiap keadaan. Padahal jika di lihat lebih jelas, matanya pun sendu dan wajah pucat dan bibir itu mengira bahwa ia tak baik-baik saja.

I Missing You (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang