24. ternyata

6.2K 789 209
                                    

Kedua netra indah Taehyung dengan perlahan mulai terbuka, netra itu mengerjap beberapa kali mencoba menyesuaikan dengan cahaya lampu yang ada di kamarnya.

"Tata, bangun Ta,"

Sayup-sayup dapat Taehyung dengar suara lembut mengalun di telinganya. Ia sekali lagi mengerjap hingga kedua netranya terbuka dengan sempurna.

"Akhirnya lo bangun Ta,"

Sosok Jimin lah yang pertama kali Taehyung lihat saat penglihatanya jelas. Melihat sang kakak yang kini ada di sampingnya membuat Taehyung langsung bangun dari tidurnya, lalu memeluk tubuh Jimin dengan sangat erat.

"K-kakak," nada bicaranya terdengar bergetar, seperti orang yang sedang ketakutan.

"Iya ini gue Ta," ujar Jimin seraya mengusap punggung Taehyung dengan lembut.

"J-jangan pergi, jangan tinggalin gue," lirih Taehyung masih memeluk erat tubuh Jimin.

"Sstt gak kok, siapa yang pergi? Gue disini Ta." sahut Jimin.

"J-jangan pergi hiks, jangan tinggalin gue sendirian," Taehyung mulai terisak pelan.

"Hey Tata, gue ga akan kamana-mana kok. Gue disini Ta, gue akan selalu ada di samping lo, begitu juga Yeonjun. Lo tenang ya," ucap Jimin penuh kelembutan, kini Taehyung dapat merasakan kambali sang kakak yang seperti dulu.

"Janji ga akan pernah pergi? Jangan pernah tinggalin gue sendiri ya,"

Jimin mengangguk mantap, "iya gue janji."

Perlahan Taehyung mulai melepaskan pelukannya dari tubuh sang kakak.

"Lo kenapa? Mimpi buruk?" tanya Jimin seraya mengusap peluh yang mengalir di kening dan pelipis sang adik.

"I-iya gue mimpi buruk banget," jawab Taehyung, "adek mana?" tanyanya.

"Yeonjun ada tadi lagi ke kam—"

"Abang!"

Ucapan Jimin terhenti saat Yeonjun baru saja memasuki kamar Taehyung. Ia langsung saja memeluk tubuh kurus sang abang dengan erat.

"Abang,"

"Adek!" sama hal nya dengan Jimin, Taehyung pun memeluk tubuh sang adik dengan sangat erat.

"A-adek jangan pergi," ucap Taehyung lirih.

Seketika Yeonjun pun mengernyitkan kedua alisnya, "Njun ga akan kemana-mana bang, Njun disini." sahut Yeonjun seraya menatap penuh tanya pada Jimin. Sedangkan yang di tatap hanya mengangkat bahu singkat seraya menggelengkan kepalanya sebagai jawabanya.

"Janji ga akan ninggalin abang sendiri?" pertanyaan yang sama seperti yang di ajukan pada Jimin tadi, membuat Yeonjun semakin heran.

"Iya Njun janji ga akan ninggalin abang, tapi abang juga harus janji jangan ninggalin aku ya?" ucap Yeonjun lembut seraya melepaskan pelukanya dengan perlahan.

"Hm, t-tapi abang ga bisa janj—"

"Sutt udah Njun ga mau denger apa-apa lagi, yang penting sekarang abang baik-baik aja." Si bungsu pun kembali memeluk tubuh sang abang dengan erat.

"Lo mimpi buruk ya? Cerita sama gue lo mimpi apa?" tanya Jimin.

Taehyung tak langsung menjawab, ia terdiam sejenak.

"G-gue mimpi lo sama Njun ninggalin gue, kak." jawab Taehyung diiringi dengan air mata yang menetes di kedua pipinya.

Jimin menyeka air mata itu dengan lembut, "mimpi itu hanya bunga tidur Ta, buktinya gue sama Yeonjun ada disini, kita akan selalu sama-sama. Udah jangan di pikirin lagi, kata dady lo ga boleh banyak pikiran."

We Are Brother✔ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang