38. kepergiannya

10.6K 926 476
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.


Untuk pertama kalinya Jumyeon mengizinkan seluruh anggota keluarga Kim memasuki ruang ICCU secara bersamaan. Tempat dimana kini orang tersayang mereka lagi lagi harus tertidur dengan berbagai macam alat kedokteran yang menempel di tubuh ringkihnya. Ingin sekali rasanya mereka semua yang ada disana mencabut semua alat-alat itu agar sang empunya dapat tertidur dengan nyaman, namun tak ada yang bisa mereka lakukan karena saat ini hanya alat-alat itu lah yang menjadi penopang bagi hidup orang tersayang mereka, hanya alat-alat kedokteran yang mengerikan itu yang mampu membuatnya bertahan hingga saat ini.

"Kalian yakin dengan keputusan kalian?" tanya Jumyeon lirih memecah keheningan diantara mereka.

Namjoon maupun Jin hanya mengangguk pelan, lidah mereka seolah kelu hanya untuk mengucapkan kata 'iya' karena rasanya sulit sekali, sangat sangat sulit untuk mengatakannya.

"Ayah, bunda, mamih, papih, kak Lay, Hoseok, Yoongi kalian udah ikhlas 'kan kalau Taehyung pergi?" satu-persatu nama yang Jin sebut tak mampu menjawab, mereka hanya bisa menangis pilu.

"Ayah percaya pada kalian," jawab grandpa Kim sekenanya.

"Papih juga, semoga memang ini jalan terbaik," tambah opa Kim.

"Kak Jongin, Sehun, Jungkook, sama Beomgyu juga ikhlas 'kan?" kali ini Jin bertanya pada anak-anak, dan ke-empat anak itu tentu saja menggelengkan kepalanya.

"T-tapi kami akan mencobanya bunda, untuk bang Taehyung. K-kami juga ingin bang Taehyung bahagia dan ga ngerasa sakit lagi," hanya Jungkook yang berani mengeluarkan suaranya, sedangkan Jongin dan Sehun kini tengah menangis di pelukan sang mommy.

"Ya, bunda harap juga begitu, seengganya abang ga akan ngerasain sakit lagi," sahut Jin lirih, lalu tatapan si bunda cantik kini beralih pada si bungsu.

Dan Yeonjun pun hanya bisa memalingkan wajahnya mengindari tatapan sang bunda yang menurutnya sangat menyakitkan.

"maaf, tapi aku ga bisa, aku ga mau superhero aku pergi gitu aja," si bungsu menjeda sejenak ucapannya lalu beralih menatap sang abang yang terbaring di ranjang pesakitan sana, "seengganya abang harus bangun dan pamit dulu sebelum pergi hiks," lanjutnya.

Jin yang mendengar penuturan sang anak bungsu pun langsung membawa Yeonjun kedalam pelukannya.

"Maaf dek, maafin ayah sama bunda yang milih menyerah sama abang, tapi bunda sayang sama abang, bunda ga mau abang ngerasain sakit terus," lirih Jin dengan nada bicaranya yang terdengar bergetar, nampaknya si bunda cantik tengah menahan tangisnya.

"Aku juga sayang abang bun hiks, aku juga ga mau abang ngerasain sakit lagi hiks, t-tapi hiks," Yeonju tak mampu melanjutkan ucapannya karena tangisnya pecah begitu saja.

Jin dan Namjoon hanya tersenyum sendu, lalu si bunda pun melepaskan pelukannya menyerahkan Yeonjun pada grandpa Kim. Setelah itu, Jin lantas mengenggam tangan Namjoon sembari menatap sang suami dengan lekat.

We Are Brother✔ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang