🔬|| Treinta 🔵

23 8 7
                                    

Mulmed: Happy- Taeyeon

(Ini untuk Elana cempaka)

🍬🍬🍬

"Di tengah tengah perasaan rindu yang begitu mengganggu, dengan rasa yang masih ragu, dan keputusasaan dalam menunggu, orang diksekitarku meyakiniku, dan kini, kamu telah menjadi milikku."

(Dari Erland adipati)

🍬🍬🍬

Guess what in this part? 😭🤣😆

Enjoy baca cerita Chemistry
📚

🔬🔬🔬

Pagi-pagi ini, Elana sudah masuk ke dalam toilet perempuan CIS, memang dasar, tiba-tiba saja ia kebelet buang air kecil. Kenapa datangnya selalu di waktu yang tidak tepat? Padahal ia hendak menghampiri dan melabrak Sasla yang tidak sengaja bertemu di koridor tadi.

"BROTTT!"

Elana refleks berteriak saat mendengar suara itu, "Maaf-maaf, gue memang gak ngucapin salam untuk masuk ke toilet." Ucapnya ngawur.

"BROTT!"

"Bukan gak mau, tapi gak boleh ngucap salam ke dalam toilet."

"BROTTㅡ"

"AMPUN-AMPUN, GUE KELUAR!"

"Eh maaf-maaf banget! aku lagi diare, gak maksud nakutin kamu!" teriak seorang gadis dari dalam bilik toilet dengan nada medok nya.

Elana mengelus dadanya sambil menghela napas. "Iya gak apa-apa, lanjutin aja! Jangan ditahan-tahan!"

"Kamu mau ngapain? Kalau gak nyaman cari toilet lain aja!"

"Gak apa-apa! Gue pee disini aja." Elana pun memasuki salah satu bilik disana, sejujurnya gadis itu sudah mau tertawa karena mendengar suara itu, tapi malas, dosanya sudah banyak. Banyaknya sudah seperti garam di lautan.

Setelah selesai, gadis itu pun mencuci tangan. Dalam hati ia bertanya-tanya siapa gadis di dalam bilik tersebut, tapi malas. Elana pun hendak keluar, tapi malah berhenti dan tersenyum jahil.

"Jangan tahan-tahan woy, gaskan aja! Selamat berjuang melawan diare!" Kurang ajar, mulut Elana memang minta dicekokin pisau.

"BROTTTTTTTTTT!"

"Ada bom, anjirrrrr!" Elana pun keluar dari toilet sambil berteriak seperti itu. Gak ada akhlaknya memang.

Tiba-tiba ia bertabrakan dengan seorang pemuda tegap yang membawa balon berbentuk hati dan berwarna pink. Balon itu jatuh, untung saja tidak tertimpa dirinya, bisa-bisa pecah balon itu.

Elana mendongak, menatap siapa gerangan yang ditabraknya. Selanjutnya gadis itu terkesiap. Seorang Erland adipati, disana telah mengumpulkan dua balon itu, dan tersenyum manis ke arahnya.

Pagi-pagi sudah ada senyuman manis dari sosok yang dicintainya, apakah tidak ambyar dirinya?

"Eh, maaf-maaf Land," ucap Elana canggung, lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gak apa, ini buat kamu kok." Elana mendongak dengan keterkejutan yang luar biasa. Terkejut karena ternyata balon-nya untuk dia, dan Erland yang masih menggunakan kata aku-kamu.

CHEMISTRY (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang