🔬|| Doce 🔵

27 8 0
                                    

🍬🍬🍬

"Kasih gue yang paling sadis sepanjang masa, kalau bisa yang nguliti, mutilasi dan eksekusi orang yang paling dibencinya di muka bumi ini!"

(-R- cewek penyuka novel thriller)

🍬🍬🍬

🔬🔬🔬

Ting!

Rena keluar tepat setelah pintu lift terbuka. Gadis itu melangkahkan kakinya di lantai paling bawah mansion keluarga Pradana.

Lampu yang sangat terang membuat Rena sedikit menyipitkan matanya. Gadis itu duduk di salah satu sofa sembari memainkan ponsel untuk menunggu mobil datang.

"Rena? Kamu kok pakai baju ini?"

Rena mendongak, tampak Ananta yang memerhatikannya dengan raut bingung.

Sweater, celana joggers, dan sneakers? Rena memandangi dirinya, apa yang salah?

"Ayo ikut bunda, biar bunda make over sama kasih dress cantik buat kamu."

Rena terpaksa berdiri, lalu menatap Ananta bingung. "Kenapa rupanya kalau Rena pakai sweater, bun?"

Ananta tersenyum anggun, lalu mengelus rambut Rena pelan, "Kamu 'kan mau makan malam di kediaman Arsawijaya, masa gayanya kasual gini?"

"Bunda kok tau?"

"Tante Angeliatta tadi telfon. Katanya sudah rindu sama kamu."

Rena menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kalau bundanya yang sudah berkata begini, mana bisa ia menolaknya?

Sesampainya di sebuah ruangan yang penuh dengan alat-alat rias, seorang wanita cantik dan fashionable menghampiri Rena setelah Ananta membisikkannya sesuatu.

"Waduh, Nona Aretina, ayo sini, saya dandanin," ujar wanita tersebut. Lalu menarik tangan Rena lembut, membuat Rena duduk di salah satu kursi depan meja rias.

Rena sebenarnya malas sekali jika harus berdandan, sering terasa gatal atau semacamnya, kadang ia juga kelepasan menggaruk wajahnya asal, tapi mau bagaimana?

"Tenang Nona, saya kasih polesan tipis aja. Nona 'kan sudah cantik membahana dari rahim."

Tanpa sadar Rena tertawa mendengar perkataan wanita itu. Kenapa bisa ada wanita yang begitu ceplas-ceplos ini menjadi salah satu bagian dari staf keluarga pradana?

"Wahh, Nona cantik sekali kalau tertawa, saya tidak menyangka."

Rena tersenyum, "Terima kasih." katanya, membuat wanita itu semakin terpesona.

Selama ini, yang sering dilihatnya adalah wajah dingin Rena, persis sama seperti wajah Ananta.

Tapi semenjak menikah dan punya anak, Ananta semakin sering tersenyum dan tertawa.

Setelah beberapa lama, make up natural di wajah Rena sudah selesai. Ananta menghampiri anak gadis satu-satunya itu.

"Kamu semakin cantik, Rena. Ayo pakai baju yang sudah bunda pilihkan."

CHEMISTRY (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang