🔬|| Trece 🔵

26 7 1
                                    

Mulmed: rena cans uwuu

*lagi bingung mau lagu apaaa*

🍬🍬🍬

"Jauh-jauh lo dari gue! Gue najis deketan sama makhluk halu kayak lo!"

(Rena yang lagi dilabrak)

🍬🍬🍬

Caramell be like: eh, maksud kamu apa? Mbaknya kayak gak pernah halu aja 😬

*pihak halu-ers tersakiti mendengar perkataan Rena, termasuk akuu😭*

Enjoy baca cerita Chemistry
📚

🔬🔬🔬

Makan malam di kediaman keluarga Arsawijaya berlangsung dengan damai dan tenang. Aroma manis mengelilingi mereka. Disebabkan oleh koleksi lilin aromaterapi milik Angeliatta.

Rena pun makan dengan nikmat, tidak banyak berbicara karena gadis itu tak bisa berhenti memaki di dalam hati.

Memaki di dalam hati karena posisi Barrel yang duduk di sebelahnya. Keduanya 'kan saling membenci, maka hati-hati saja kalau mereka dipersatukan dalam jarak yang dekat. Pasti tak lama lagi mereka akan beradu mulut. Mendebatkan hal-hal kecil yang tidak penting.

Rena dengan tatapan jutek dan omongan ketus nan pedasnya, sedangkan Barrel dengan tatapan datar dan perkataan arogannya. Sungguh kombinasi yang tidak cocok.

Ah, kombinasi ter-maut sebenarnya.

Akankah iblis keji seperti Barrel dan malaikat maut paling nge-top seperti Rena bisa menikmati makan malam mereka dengan tenang tanpa pertengkaran?

Tentu, tidak!

Rena mendelik kesal ketika tangan Barrel tidak sengaja menyentuh tangannya karena sedang memotong steak, terlihat macam orang kelaparan atau sedang kesal karena memotong dagingnya sedikit bar-bar.

Rena mendengus tanpa sadar ketika Barrel hanya menaikkan sebelah alisnya sok keren. Gadis itu tanpa segan menginjak kaki Barrel. Tentunya tak ada yang tahu, karena bagian kaki mereka tertutupi meja elegan dan mewah milik keluarga Arsawijaya.

Barrel hanya tersenyum miring, injakan Rena tidak berarti apa-apa untuknya.

Belum tahu dia kalau tadi Rena hanya mengeluarkan satu persen dari kemampuannya. Rena dengan kesal menginjak kaki Barrel sekuat tenaga. Membuat pemuda itu berjengit kaget.

Asli, rasanya benar-benar sakit. Rasanya jari-jari panjang kaki Barrel mau patah!

"Ada apa Barrel, Rena?" Tanya Arsa, mengangkat sebelah alisnya, bermaksud menggoda 2 remaja itu.

"Palingan mereka injak-injakan tuh, Dad," Adu Gilbert, membuat Rena dan Barrel kompak melayangkan tatapan membunuh kepadanya.

Jangan heran, kalau urusan bersandiwara, Rena dan Barrel langsung kompak layaknya saudara kembar.

"Enggak kokㅡ"

Barrel memotong perkataan Rena. "Rena injak kaki aku itu semacam tanda sayang dia ke aku Dad."

Perkataan Barrel membuat Angeliatta, Arsa, Gilbert dan Rega tertawa. Sedangkan Rena, berusaha mengatur raut wajahnya agar tidak mendelik protes tidak terima.

CHEMISTRY (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang