🔬|| Veintidós 🔵

28 8 88
                                    

Mulmed: bang Arsena ♥️🙈🙈🙈

🍬🍬🍬

Terkadang, sisi misterius dari seseorang-lah yang membuatnya tampak lebih menarik. Ketika hal tersebut benar adanya, penampilan tidaklah lagi menjadi yang utama.

🍬🍬🍬

Keluarin uneg-uneg kamu untuk hari ini, disini!! Wkwkwk 😿

Enjoy baca cerita Chemistry
📚

🔬🔬🔬

Elana terdiam mendengarkan cerita Rena pagi hari ini. Semalam gadis itu memang tidak sekolah, dikarenakan badannya yang tiba-tiba tidak enak. Mungkin saja ini sebab ia yang berusaha tidak peduli dengan Erland, namun hati berkata lain, ia benar-benar tidak bisa jauh-jauh dari pemuda tersebut.

Layaknya seorang gadis yang patah hati, penampilan Elana pun hari ini sedikit berantakan. Rena hanya tertawa meledek melihatnya.

Rena memang bercerita tentang kekonyolan Rega, tapi entah kenapa Elana tidak bisa tertawa lagi seperti biasanya. Kedua matanya malah mencari-cari pemuda yang seharusnya sudah tidak dianggapnya jauh-jauh hari.

Kantin siang ini sangat ramai namun tidak ada tanda-tanda kill visual geng menempati salah satu tempat duduk kantin.

Rena terkekeh pelan melihat kelakuan Elana yang seperti tengah mencari-cari seseorang, gadis itu jelas tahu siapa yang dicari Elana.

Rena berdehem, "Nyariin Erland ya, lo?" tudingnya dengan nada meledek.

Elana langsung fokus pada makanannya. "Kagak!"

"Ngegas, berarti emang bener," sahut Rena santai.

Elana mendengkus kasar, ia benci karena Rena selalu tahu apa yang disembunyikannya, sahabatnya itu tahu segala hal tentangnya.

Keadaan Rena sebenarnya tidak kunjung membaik setelah hari dimana ia melampiaskan seluruh emosinya, gadis itu malah semakin galak pada orang-orang, kecuali pada Elana tentunya.

Rena memilih tidak marah-marah pada Elana karena sahabatnya itu terlihat seperti perempuan patah hati yang mengenaskan. Dan dikarenakan seorang Erland adipati, yang juga adalah sahabat dari Barrel. Rena marah pada Barrel, sehingga bisa jadi gadis itu juga marah dengan sahabat-sahabatnya.

Tapi ada satu sisi dari Rena yang tidak tega melihat Elana seperti ini. Mungkin ikatan mereka terlalu kuat karena sudah bersahabat sejak zaman dahulu.

"Soal cowok itu, lo gak niat minta maaf, Ren?"

Rena menaikkan sebelah alisnya. Kenapa pula seorang Elana yang sama jahatnya, menanyakan hal seperti itu? Lagipula, seharusnya sahabatnya itu tau dengan kondisi atau keadaan apapun, Rena tidak akan pernah meminta maaf. Itu kalau kalian mau tahu sejahat apakah gadis bernama lengkap Aretina calie winata itu sebenarnya.

"Gak."

"Minta maaf sono, mumpung dia belum mati."

Rena tersenyum miring. "Gue kira lo kesurupan tadi,"

"Eh tapi gue serius, cowok itu gak salah apa-apa. Harusnya lo minta maaf, Ren."

CHEMISTRY (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang