Mulmed: Cara 💗🍬🍬🍬
🍬🍬🍬
"Lebih baik aku tidak melanjutkan perkataan daripada balasannya membuat aku merasakan sakit hati yang tak tertahankan."
(Karamel maharani damara)
🍬🍬🍬
Jangan hujat quote Kara, wahahahaha 😭🤣
Enjoy baca cerita Chemistry
📚🔬🔬🔬
"Land, Land. Coba berhenti sebentar."
Erland yang tadinya sibuk fokus pada jalanan sembari melontarkan candaan pun mendadak memberhentikan mobilnya di dekat sebuah minimarket. "Kenapa beb?"
"Mau ke minimarket, ada yang mau dibeli. Kamu mau titip?" Elana membongkar tas sekolahnya, mencari-cari dompet kecilnya, kemudian mengambil benda itu.
"Kopi aja, yang dingin beb. Itupun kalau ada, jangan dicari-cari kalau enggak ada, ya." Ampun, Erland ini sangat perhatian pada gadisnya. Benar-benar sulit dilupakan, pantas saja banyak mantannya yang gagal move on.
Pipi putih Elana merona mendengar itu, "Iya-iya." Lalu buru-buru gadis itu keluar dari mobil, membuat Erland terkekeh. Pipi merona itu, sekarang adalah salah satu hal favorit di dalam hidupnya.
Masih dengan pipinya yang bersemu, Elana masuk ke dalam minimarket dengan hanya membawa dompet. Niatnya ingin membeli stok pembalut untuk Rena, sahabatnya itu sering sekali lupa membawa benda keramat perempuan itu. Karena tak dapat dipungkiri, memang Rena hanya mendapat giliran menstruasi 3 bulan sekali atau paling lama 6 bulan sekali saja. Benar-benar jadwal yang tidak sehat.
Sambil memilih-milih pembalut yang biasanya cocok untuk sahabatnya ituㅡkarena memang Rena itu tidak terlalu peduli hal beginian, seringnya ia yang membelikannya atau paling tidak bunda Ananta, Elana bersenandung pelan. Tapi senandung gadis itu berhenti karena sebuah tepukan di pundaknya.
Elana menoleh, menatap Billy bingung, tatapannya bergantian pada pemuda jangkung itu, kemudian pada pembalut yang ada di tangan Billy. Terus menerus seperti itu sampai Billy maju kemudian menggosok wajah Elana dengan tangannya karena gemas.
"Gak usah gitu natapnya, cabe!"
"Lo cewek apa cowok sih, om?"
"Pertanyaan lo itu aneh ya be, buta mata lo? Jelas-jelas gue cowok!" Sungguh aneh, kalau orang-orang akan mencurigakan benda itu untuk siapa, tapi seorang Elana cempaka malah menanyakan kejelasan gender dirinya. Gila, Elana memang beda.
"Abisnya tingkah lo udah kayak cewek om, mulut lo itu udah setara pedasnya sama cabe kayak gue."
"Udah ya be, gue gak mau debat ditempat sesempit ini sama lo. Mending sekalian aja di GBK, mau?"
"Kagak! Gue sibuk! Lagian lo aneh-aneh aja, asal jumpa sama gue gak bagus banget timing-nya, yang jalan sama anak smp lah, ini beli pembalut lah."
Billy terkekeh. "Itu namanya kita gak jodoh, sayang."
"Yaiyalah! Jodoh gue hanya Erland seorang!" sahut Elana dengan PD-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEMISTRY (ON GOING)
Teen FictionWelcome to CHEMISTRY "Ada garis yang menyatukan kita" By: milkyaycaramell 🍬 🔬🔬🔬 Ada garis yang menyatukan kita. Yang diam-diam tak rela melihat kita berpisah di dunia nyata. Ada pula takdir yang menyakiti. Yang membuat kita harus berpisah untuk...