🔬|| Treinta y cuatro 🔵

21 6 226
                                    

Mulmed: I love you 3000- Stephanie poetri ❤️❤️❤️

🍬🍬🍬

"Dan kalaupun orang itu adalah aku, aku juga akan setia padamu. Tidak seperti aphrodite, aku tidak mau kamu menjadi hephaestus yang harus bersedih karena itu. Aku selalu berusaha se-setia Hera, tapi tanpa mengekang dan membuatmu terkekang."

(Surat si pendamba dewa ✨)

🍬🍬🍬

Kalau ada quote beginian, pasti sekarang udah tau dari siapa kan? 🤣

Enjoy baca cerita Chemistry
📚

🔬🔬🔬

Malam ini Elana sedang ber-chat ria dengan Erland, namanya juga baru jadian, pasti sedang sering-seringnya berkomunikasi. Padahal belum beberapa lama setelah Erland pulang dari Mansion.

Sangking asiknya, gadis itu sampai tidak mendengar gedoran di pintu kamarnya.

Tiba-tiba saja Edipta sudah berbaring di ranjang miliknya, membuat gadis itu melotot garang, apalagi saat kedua mata adiknya itu yang mengintip-ngintip chattingannya dengan Erland.

"Keluar lo sana!"

"Galak bener, heran gue kenapa kak Erland mau sama lo."

"Yaelah! Dianya juga sinting!"

Edipta mengangguk-angguk. "Gue bilangin nih ya, lo sendiri yang bilang dia sinting."

"Eh gila! Jangan sok akrab lo sama pacar gue ya!"

"Memang deket kok, lo aja yang gak tau dunia tokoh publik."

Elana berdecak. "Sana lo, jijik juga gue sama lo lama-lama ya."

"Ganteng gini, kok jijik sih. Lo itu, mukanya kayak ahjumma-ahjumma!"

Elana menoleh ke arah Edipta dengan tatapan setajam silat. "Mulut lo minta di sleding!" Gadis itu mengibaskan rambut panjangnya dengan berlebihan, membuat Edipta mencibir pelan.

"Susah ngomong sama lo kak, niat gue baik-baik, ya."

"Yaudah! Lo mau bilang apa?"

"Dipanggil Mom tuh, ditungguin dari tadi. Mampus!"

Elana meneguk ludahnya. "Lo tau kenapa?"

Edipta menggelengkan kepalanya cepat-cepat. "Gak tau lah, buru sana."

Elana beranjak dari posisinya tadi, lalu hendak berjalan keluar kamar, tetapi Edipta menahan tangannya.

"Eits, tunggu dulu kak."

"Apaan?!"

"Itu temen kakak yang imut siapa namanya? Yang rambutnya dicepol."

Elana mengernyit, kemudian mengeluarkan smirk-nya. "Gak boleh naksir sama kakak-kakak!"

"Cuma nanyain heh!"

"Gak gue kasih tau! Bye!"

Elana meninggalkan Edipta, membuat adiknya itu mencibir. Punya kakak kok begini amat, punya dosa sebesar apa dia?

CHEMISTRY (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang