"Kak ridho langsung ke kelas aja. Aku ada urusan dulu "
"Urusan sama sahabat kamu itu? Atau pacarmu?" sinis ridho
"Bukan kak, tenang aja. Aku nggak akan temui mereka lagi " balas maya meyakinkan.
Meskipun berat, ridho segera pergi ke kelas nya dan meninggalkan maya di Tengah koridor.
Maya juga langsung pergi dari sana menuju ruang kepala sekolah.
"Assalamualikum uncle." sapa maya yang masuk tanpa mengetuk pintu.
"Waalaikum salam may. Uncle kita siapa." balas Safa -kepala sekolah-
"Aku mau pindah sekolah. Uncle bisa mengurusnya?" tanya maya
"Kamu mau pindah kemana emang may? Dan kenapa kamu mengurusnya sendiri?"
"Aku akan memberi tahu nanti sekolah pindahan ku. Dan masalah itu, aku memang tidak memberi tahu mereka semua uncle." balas maya
Semoga paman nya ini bisa menjaga rahasianya.
Sekarang bukan waktunya untuk berdebat dan membahas hal yang tidak penting lagi
"Kenapa?"
"Ada suatu hal yang sangat pribadi bagiku. Bisakah uncle juga merahasiakan ini dari mereka?"
"Tentu. Uncle akan menjaga rahasia mu ini." ucap Safa meyakinkan.
Sudah selesai kepentingannya, maya kembali ke kelas nya. Belum ada yang berubah, sahabatnya masih menjauh.
Maya harus tahan. Sebentar lagi semua nya akan selesai.
Beruntung bel belum berbunyi, maya melangkah menuju meja nya dan segera duduk.
Tanpa sepengetahuan nya, seluruh isi kelas menatap nya. Entah apa yang membuat mereka menatap nya seperti itu.
"Ekhem! Ada cewe nggak tau diri ya?"
"Iya tuh, gonta ganti cowo tiap hari. Jalang tetap jalang."
"Kalo itu gue, jelas malu banget coy."
"Pasti lah say. Udah jadi PHO dan sekarang mau jadi jalang."
Banyak teriak teriak dari teman sekelasnya. Justru maya hanya diam, maya tidak merasa jika itu dirinya.
Namun ketika hendak menulis, meja nya ada yang mengebrak.
Brak!
"Lo tuh budeg ya?" teriak tika sinis
"Lo kenapa sih tik?"
"Cih nggak tau malu banget ya. Emang keluarga nya tuh jalang semua kali." sahut Sherin
Maya tidak terima, boleh saja mereka mengatai nya tapi tidak dengan keluarga nya.
"Maksud lo apa?"
"Jangan pura pura bego lo! Kemarin lo dateng ngemis ngemis minta maaf sama nando dan malam nya lo malah mesra mesraan sama ridho." sahut siska -salah satu siswi di kelas nya-
"Ups! Jangan bar bar lah sis." sambung Chieka.
Maya menetralkan jantung nya, bukan saat nya untuk bertengkar. Ia datang untuk menambah kenangan nya di jakarta bukan memperburuk suasana.
"Lah ngapain lo? Nggak marah?" sinis Sherin.
"Ngapain marah, kan emang itu kenyataan nya sayang." sahut putri
"Oh iya ya. Aduh jadi nggak enak nih." balas risa.
Sudah cukup! Maya muak mendengar semua nya. Tanpa menjawab maya akan pergi dari kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naya (COMPLETED)
Teen Fiction[PART LENGKAP] "Kepercayaan dalam sebuah hubungan itu penting, buat apa hubungan ini ada kalau kamu aja nggak percaya sama aku?" -Maya Louwis Pratama- "STOPP!!" Bugh "Jangan harap lo bisa temuin maya setelah ini." Why? Ada apa? Baca selengkapnya ya...