37. Vava

10.8K 638 107
                                    

Orang yang menurut lo bahagia tanpa lo itu justru orang yang gak pernah bahagia, dengan lo pergi meninggalkan mereka maka mereka gak akan pernah bahagia karena kebahagiaannya telah pergi. ~Vava

Happy reading!

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berhanti bulan dan tahun berganti tahun, hari ini tepat empat tahun dia meninggalkan seluruhnya.

Seorang perempuan menatap kosong ke arah jendela yang memerlihatkan gedung-gedung dengan warna-warna cat dinding yang berbeda

Dia merindukan rumahnya, dia merindukan teman-temannya, dia merindukan keluarganya, dan dia merindukan orang yang dia cinta

Ara, gadis ah bukan! Ibu dari dua anak itu selalu menatap kosong kaca itu setiap harinya, setelah dia meninggalkan seluruhnya dia sudah tidak pernah lagi untuk tersenyum, bahkan untuk bicara pun jarang, terkecuali pada anak juga asisten yang sudah dia anggap kakaknya sendiri

Selama empat tahun dia selalu merenungkan dan memikirkan keadaan keluarga, sahabat dan kekasihnya. Namun ego nya yang terlalu tinggi dan rasa bersalah atas apa yang di lakukan ibunya dulu membuatnya enggan untuk kembali

Bohong jika dia marah kepada Vany, mommy nya yang sudah merawatnya sejak dulu. Dia, dia tidak pernah marah. Dan tentang nyawa di balas nyawa itu juga adalah kebohongan.

"Huaaa mom, abang io nakal" seorang anak kecil perempuan menangis dan memeluk kaki Ara, Ara hanya tersenyum tipis menatap muka anaknya yang memerah karena menangis

"Bang zio nakal?" Tanya Ara menatap gadis kecil yang berada di pangkuannya, gadis kecil itu mengangguk dengan gemas

"Ia angan nangis, abang belcanda" anak laki-laki yang baru masuk itu berjalan kearah saudara kembar perempuannya itu

"Nda mau, hiks momy belbi ia di buang ama abang" adu sang anak perempuan

"Ndak mom, abang belcanda. Ia maapin abang yah" zio, anak laki-laki itu seketika panik saat melihat mommy nya yang menatapnya, Zia gadis kecil itu mengangguk saat saudara kembar nya yang meminta maaf

"Yaudah, udah kan? Sini duduk sama momy" Ara sedikit menunduk dan mengangkat tubuh Zio dan mendudukan di pangkuannya sehingga kedua anak itu duduk di pangkuannya

"Mom? Dad kapan pulang? Ia angen dad" zia menatap Ara dengan tatapan penuh kerinduan, kedua anak kembarnya tak sengaja menatap foto Reldi yang berada di ponselnya membuat kedua anak itu bertanya, apakah itu dadnya? Dimana dadnya sekarang? Kenapa tidak pulang? Apakah dadnya tidak sayang mereka?

Pertanyaan-pertanyaan dari kedua anaknya terus saja membuat nya bingung, sehingga dia harus mengatakan kebohongan dan juga kejujuran. Dia jujur mengatakan itu adalah ayah mereka dan dia bohong jika ayahnya sedang pergi berkerja di tempat yang jauh dan akan pulang jika mereka sudah dewasa

Dan pertanyaan ini lagi-lagi di lontarkan oleh anaknya yang mengatakan bahwa mereka kangen pada ayahnya, tapi apakah dia akan berbohong lagi pada anak-anak nya? Berapa kebohongan lagi yang akan dia ucapkan?

Baru ingin menjawab, namun pintu tiba-tiba terbuka dan terlihat sekertarisnya Diana berdiri dengan senyuman yang sangat manis, Ara bernapas lega untuk kali ini dia di selamatkan oleh Diana sehingga tidak perlu bohong pada anaknya

"Ada yang cari lo"

"Siapa?"

"Cewek, tapi dia gak kasih tau namanya. gue udah periksa dia gak bawa senjata tajam. Katanya sih penting banget, untuk masa depan semua orang." Diana mengangkat bahu acuh seolah tak peduli, Ara menghela napas lelah lalu mengangguk. Dia penasaran untuk masa depan apa?

I'M FAKE NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang