58. kembali menjadi dingin

4.2K 323 21
                                    

Happy Reading!

Sejak dimana hari Ara meninggalkan mereka semua, sejak saat itu juga Reldi kembali menjadi dingin pada semua orang kecuali dua anaknya. Dia semakin kejam dan tak tersentuh, semua orang semakin takut padanya terlebih lagi dengan tatapan nya yang sangat tajam dan kata-katanya yang sangat menusuk

Hari ini tepat sebulan Ara meninggalkannya untuk selamanya, dua minggu setelah kepergian Ara dia sempat kembali depresi, tak mau makan, mengurung diri di kamar dan hanya terus mengajak ngobrol foto Ara.

Reldi memasuki gedung kantor perusahaan milik Ara dengan muka datar nya dan tatapan matanya yang membuat siapa saja takut, dia berhenti sebentar menatap ke salah satu ruangan divisi, mukanya semakin datar tatkala melihat karyawati nya sedang sibuk berdandan bukan bekerja

Jane yang baru saja datang menunduk hormat kepada Reldi lalu ikut melihat kemana arah tatapan murka dari Reldi, dia melotot saat melihat salah satu karyawati sedang berdandan tanpa merasa sedang di tatap murka oleh boss nya

"Mampus kau mendusa! Bye bye bitch, astaga jane kata-katamu sangat sopan" jane menahan tawanya yang akan keluar saat mengetahui akan ada kesekian orang yang akan di pecat oleh Reldi dalam 2 minggu ini, salah mereka sendiri juga yang tidak mengikuti aturan kantor

Reldi melangkahkan kaki menuju keruangan salah satu divisi itu di ikuti Jane dan karyawan karyawan yang penasaran kata-kata seperti apa lagi yang akan di lontarkan Reldi

"Rok 10cm di atas lutut, baju di kecil kan. Disini bukan club untuk nge jalang, saya sudah memberikan standar pakaian. Kamu di pecat" setelah mengatakan itu Reldi langsung pergi meninggalkan wanita yang bahkan dia tak tau namanya, Jane tersenyum mengejek menatap wanita itu yang hendak berbicara namun tertahan karena Reldi sudab lebih dulu pergi

"Cieeee yang jadi calon pengangguran cieee, makanya gausah gatel, mau di garuk lo? Atau gaji lo disini kemarin itu kurang untuk beli baju yang gak kekurangan bahan?" Perempuan itu menatap Jane dengan tatapan permusuhan

"LO?!! Gara-gara lo kan gue di pecat?!"

"Lah? Mana saya tau, saya kan ikan"

"Ngaku gak lo!"

"Nggak! Makanya jadi orang itu jangan kek cabe! Godain pacar orang segala, terus ke kantor kek mau ke club. Oh yah, surat pemecat an nya mau gue warna in terus gambar in binatang atau gue tie dye in? Bebas untuk lo mah" wanita yang ber name tag Larisa itu mengeram kesal lalu pergi tanpa menghiraukan teriakan dari Jane yang terus menanyakan tentang surat pemecatan untuknya

"APA YANG KALIAN LIAT?! MAU DI PECAT JUGA?! KEMBALI KE PEKERJAAN MASING-MASING SEKARANG JUGA!" Semuanya berlari menuju ke meja masing-masing saat mendapatkan teriakan penuh dari sekretaris CEO mereka, Jane.

"Anjayy keren bet gua, apalagi kalau gua dah jadi nyonya boss nya ayang beb deska. Aaaaa lop yu sayang" walau dalam hati dia memuji dirinya sendiri dia tetap memasang wajah galaknya

Jane tertawa lepas saat berada di dalam lift mengingat karyawan karyawati yang telah dia kerjai olehnya, astaga dia sangat menyukai menjadi sekretaris CEO dia sangat berterimakasih kepada Ara karena telah menjadikannya sekretaris, mengingat Ara dia kembali dirundung kesedihan.

***

Diana memasuki gedung pencakar langit yang berdiri menjulang sangat tinggi, oke ini adalah pemborosan kata!

Dia mengernyit aneh saat melihat karyawati nya yang berpakaian rata-rata lebih tertutup dari sebelum dia tinggalkan, ada apa sebenarnya yang terjadi selama dia tidak ada di perusahaan ini? Apa dia melewatkan sesuatu yang seru?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia mengernyit aneh saat melihat karyawati nya yang berpakaian rata-rata lebih tertutup dari sebelum dia tinggalkan, ada apa sebenarnya yang terjadi selama dia tidak ada di perusahaan ini? Apa dia melewatkan sesuatu yang seru?

"Nadine, ada apa dengan semua ini? Apa hanya menurut saya saja pakaian kalian tumben sekali lebih tidak kekurangan bahan dan make up kalian yang tidak terlalu berlebihan?" Tanya Diana pada Nadine si resepsionis

"Ah, bu Diana!" Nadine meringis sebentar dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal mendengar pertanyaan yang seperti sindiran itu "iya bu, kami masih sayang pekerjaan. Pak boss sudah membuat peraturan jika pakaian tidak boleh terlalu pendek dan tidak boleh terlalu ketat juga dengan make up yang tidak perlu berlebihan"

"Ahhh--- ternyata saya banyak ketinggalan, baguslah jika pak Reldi membuat peraturan seperti itu, jika tidak mungkin saya akan selalu memotong gaji kalian untuk membelikan pakaian yang tidak kekurangan bahan" Diana berlalu pergi dengan anggota BR-kecuali Dhani- tanpa memedulikan ekspresi tidak percaya dari Nadine

Diana sengaja melewati para karyawati hanya untuk melihat baju juga make up mereka, rasanya dia benar-benar ingin tertawa melihat pakaian mereka yang sebelumnya sangat pendek dan ketat sekarang menjadi lumayan panjang dan sedikit kebesaran, pengaruh Reldi benar-benar membawa dampak positif untuk kantor

Diana masuk kedalam lift dan memencet angka 49 yang berarti menuju lantai 49 dimana ruangan Reldi dan jane berada

Ting

Pintu lift terbuka Diana dan beberapa anggota BR keluar dari lift. Sebelum menuju ruangan Reldi, Diana memasuki ruangan jane terlebih dahulu yang berada tepat di depan ruangan Reldi

"OMG! akhirnyaaaa kak Di pulang, gimana gimana di sana? Udah terkendali" Diana melotot dan langsung membekap mulut Jane yang suaranya sangat besar

"Hehehe maap"

"Gue kesini mau nge cek perusahaan, sekarang dah lebih baik yah pakaiannya"

"Beuhhh jangan di tanya kak Di, dalam 2 minggu ini udah ada 10 orang yang kenak pecat" Diana melotot tak percaya ssketika jiwa bergosip nya meronta-ronta

"Kenapa aja tuh?"

"Biasa ciwi ciwi pada gatal sama pak boss karena ganteng, bajunya kek tante tante girang, apalagi make upnya beuhh lek ondel-ondel terus yang paling parah sih nge godaiin pak boss gak tau aja pak boss bucin banget sama bu boss"

"Terus terus terus? Mereka langsung kenak pecat gitu aja? Gak ada kasih surat peringatan dulu?" Jane menggelengkan kepalanya

"Gak, pak boss kan sekarang sensian banget eh dari dulu sih kayaknya. Oh yah kak Di mau ketemu pak boss sekarang?" Diana melotot dan dengan cepat menggelengkan kepalanya

"Gak gak gak! Gila aja bisa-bisa gue yang kenak ntar, apalagi pak boss kan sekarang semakin---"

"Diana? Masalah di mexico sudah selesai?" Keduanya membeku di tempat mereka, dengan perlahan keduanya menoleh kebelakang tepat nya ke arah pintu dan tempat Reldi berdiri dengan muka datarnya

Diana menyenggol kaki Jane pelan seolah meminta bantuan dan dengan ketidak pekaannya Jane malah bertanya. "kenapa?"

"Hah? Hehe anu pak itu belum selesai, butuh waktu yang lumayan sedikit lebih lama, saya kesini untuk sekedar mengecek perusahaan dan memastikan uang perusahaan sudah masuk ke rekening karena biasanya memang saya yang mengurusnya" Diana tersenyum canggung, selain merasa canggung dia juga merasa sedikit takut karena baru saja kepergok sedang menggosipkan boss mereka

Tanpa berkata lagi, Reldi meninggalkan mereka berdua yang sedari tadi berdiri kaku dan berusaha untuk tersenyum walau terlihat senyum yang sangat kaku

"Hampir aja"

"Jadi gimana?"

"Dah dipindah in, disana gak bisa"

"Tapi udah aman?"

"Udahh woles aja"

****

Jangan lupa vote and comment

Fyi,matcha publish ini cerita jam 1:35 AM

Pengetikan selesai tanggal 26 oktober 2020

Di publish :

|sabtu, 31 oktober 2020|


Di publish pertama kali : 31 oktober 2020
Di publish ulang : 23 April 2021

Instagram: dktmxl._

Salam cantik matcha latte 🍵💙

아스티.

I'M FAKE NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang