56. Rara Vany Queen A. H

5.6K 449 200
                                    

Happy reading!🍵😠❤

Semua menunggu dengan cemas di depan ruangan kecuali Diana dan Dhani yang masuk ke dalam ruang oprasi

Vany yang sudah sadar dari pingsannya terus menangis di pelukan Reska, Zio dan Zia yang tidak berhenti menangis di pelukan Reldi, tangisan pilu yang berasal dari Zio dan Zia semakin membuat mereka kasihan dan sedih terlebih lagi sedari tadi mereka terus memanggil Ara, 'mommy'.

Lampu yang tadi berwarna merah kini berganti menjadi warna hijau, dokter yang masih memakai baju oprasi keluar bersamaan dengan Diana yang pingsan di gendongan Dhani, terlihat matanya yang masih mengeluarkan air mata

"Bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Reldi tanpa mau berbasa basi

"Maaf" hanya satu kata itu, tapi mereka mengerti apa yang di maksud dari dokter tersebut. "Tuhan lebih menyayangi Nona Ara"

'Maaf, Tuhan lebih menyayangi nona Ara"

'Maaf, Tuhan lebih menyayangi nona Ara"

'Maaf, Tuhan lebih menyayangi nona Ara"

Kata-kata itu terus berputar di otaknya bak kaset rusak

Ara, istrinya meninggalkannya selamanya

Ara, satu-satunya wanita yang dia cintai meninggalkan nya untuk kedua kalinya tapi kini untuk selamanya

Ara, ibu dari anak-anaknya telah meninggalkan dirinya dan dua anaknya

Dia mengerti mengapa Diana pingsan dalam keadaan menangis dan di gendong Dhani

Reldi merasakan pasokan udara semakin menipis setelah mendengar kabar Ara telah meninggalkannya untuk selamanya, dan saat itu juga dia pingsan dalam ke adaan menangis

"LO BOHONG KAN?!! BILANG SAMA GUE!" Alya mendorong bahu dokter itu sambil menangis keras, dia tak peduli jika make up nya luntur atau apa pun. Dia hanya berharap Ara tidak pergi meninggalkan mereka

"Riskiii, Araaa. Dokter itu bohong kan ki? Ar-ara hiks katanya mau ngasih nama ke anak kita, berarti dia masih hidup ki. Riskii Adel mau Ara"

"Sayang, harus ikhlas yah"

"Nggak ki, nggak"

"Alya udahh, kasihan dokternya"

"Varo, Ara Var Araa. Ara nggak mungkin ninggalin kita semua kan"

"Mas, aku mau liat anak ku. Aku mau liat Ara untuk---"

"Nggak" Diana memotong ucapan Vany, terlihat dari mata Diana yang sudah sangat bengkak dan mukanya yang sangat murung "Ara pernah berpesan, jika dia tiada tidak ada yang boleh satu orang pun melihat mukanya. Dia tidak ingin orang yang sayang padanya semakin sedih melihat wajah pucatnya"

"LO! Lo dan BR pasti tau kan tentang ini semua! Dhani! Lo yang pringatin gue untuk tidak ber opini, pasti kalian semua tau kan!" Lani langsung mendorong Diana hingga hampir jatuh, untung saja ada Dhani yang menahan Diana

"Semua keluar dari rencana Lani! Rencana awal kita gagal total" jawab Dhani

"Ta-tapi---"

"Udah kita masuk in ke dalam peti baru kita bawa pulang" Reska sedari tadi menahan air matanya, walau itu terlihat percuma karena air matanya sedikit demi sedikit jatuh

Dia masih tidak menyangka, anak kesayangannya, putri satu-satunya, queen di keluarganya meninggalkan mereka begitu cepat

***

Bunyi sirine ambulan terdengar mendekati mansion kediaman Hendrick, dua mobil BR yang mengawal di depan dan dua mobil yang mengawal di belakang memasuki kediaman Hendrick

I'M FAKE NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang