57. Kabar Duka

6.4K 465 169
                                    

Happy reading!

Belum saja 24 jam Ara di kubur kan, bahkan tanah kuburnya pun masih basah namun gosipnya sudah beradar dimana-mana

Papan bungan ucapan turut berduka semakin berdatangan dari berbagai kalangan, teman kelas semasa SMA nya, rekan kerja, orang-orang kantor, teman daddy dan masih banyak lagi

Reldi duduk termenung di dalam kamarnya, TV yang masih menyala dapat dia dengar, lagi dan lagi berita tentang kematian istrinya

"Kabar duka akan kami bawakan, anak pengusaha kaya dan juga seorang CEO muda yang sangat kaya di kabarkan meninggal dunia pada hari ini 7 oktober 2020, pernikahan yang di gelar pada tanggal 7 oktober 2020 bersama dengan CEO muda yaitu Reldi Ludwig 'awalnya berjalan sangat lancar dan bahagia namun tiba-tiba saja menenggangkan dan berakhir tragis' cerita salah satu reporter kami yang berada di lokasi kejadian. Rara Vany Queen Alreska Hendrick tertembak dan meregang nyawa di dalam pelukan Reldi Ludwig---" belum selesai pembawa acara itu berbicara Reldi sudah membanting televisi nya hingga mati dan pecah

"GAK! GAK! ARA MASIH HIDUP!" Reldi mengambil tongkat kasti nya untuk menghancurkan televisi itu walau sebenarnya televisi itu memang sudah hancur

Mendengar keributan di kamar, seluruh anggota keluarga berbondong-bondong berlari memasuki kamar, mereka terkejut saat melihat televisi itu sudah hancur dan Reldi yang sedang memegang tongkat kasti

"Reldi kenapa?" Tanya Fanya mendekati anaknya dan mengelus kepala Reldi untuk menenangkan putra semata wayangnya, dia tau putra nya ini masih dalam emosi yang tidak stabil

"Mah, Ara gak mungkin meninggal kan? Itu--itu pembawa acara itu bohong kan? Ara yang ngajak Reldi nikah berarti Ara gak mungkin ninggalin Reldi di sini sendiri, Ara cinta sama Reldi dan Ara gak mungkin ninggalin Reldi" Fanya hanya bisa tersenyum tipis tanpa membalas ucapan Reldi, anaknya kembali di tinggal oleh orang di cintai namun sekarang untuk selamanya

"Ikhlas in yah? Ara sedih kalau liat Reldi kayak gini terus, mama tau pasti berat rasanya tapi percayalah Ara gak mau liat Reldi sedih karena Ara, kalau Reldi sedih terus gak ikhlas kasihan Ara nya sayang. Datang ke kamar kembar dulu sana, kamu harus jadi cowok yang kuat karena sekarang kamu harus jaga in Zio dan Zia sendirian, gak boleh lemah kalau kamu lemah yang kuat in kembar siapa?" Lama dia melamun dan akhirnya mengangguk setuju

"Maaf kembar sedang tidur dan bisa kita bicara sebentar?" Tanya Diana, Reldi menatap mereka sebentar lalu kembali mengangguk mengiyakan permintaan Diana

Semua keluar dari kamar Reldi, kecuali Diana dan Jane yang statusnya sebagai sekretaris Ara di perusahaan

Tanpa ber basa basi terlebih dahulu, Diana memberikan map yang sedari tadi Jane pegang. "Ini adalah copy an pengalihan pemilik perusahaan, tertulis disitu Zio memiliki haknya 30% dan Zia juga memiliki haknya 30% saat mereka berusia 17 tahun atau mereka sudah mampu menjalankan perusahaan, hak mereka menjadi 50% 50%, selama mereka belum berusia 17 tahun atau belum mampu menjalankan perusahan, perusahaan sementara akan di bawah pengawasan saya, ini sudah di setujui Ara menggunakan tanda tangan, Zio dan Zia menggunakan cap ibu jari. Saya hanya mengawasi tapi jika pak Reldi bersedia menjadi CEO di perusahaan TwinsZ juga BR silahkan, surat aslinya saya yang memegang sebagimana perintah dari Queen. Maaf saya membahasnya sekarang, tapi saya akan sangat sibuk karena urusan perpindahan Queen kemarin yang secara mendadak belum selesai"

Reldi membaca isi surat itu dan benar saja apa yang di katakan Diana, dia kembali mengingat saat tiba-tiba Diana meminta cap ibu jari dari kedua anaknya, ternyata memang sejak saat itu semuanya di persiapkan

"Saya hanya akan sesekali mengecek perusahaan itu, selebihnya saya mempercayai kamu" Diana mengangguk paham lalu dia mengambil dompetnya dan mengeluarkan beberapa kartu ATM

I'M FAKE NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang