63. 10 tahun yang lalu

5.8K 458 213
                                    

Happy reading!🍵😠❤

"Bisa kamu jelaskan apa maksud dari semua ini? Aku benar-benar nggak ngerti sama kamu, siapa yang di kubur? Terus selama ini kamu kemana? Tinggal dimana?" Tanya Reldi dingin, Ara tersenyum memaklumi sifat Reldi

"Peyukkk duluuu" Ara mengedipkan matanya genit, tak apalah suaminya sendiri juga

Reldi hanya menatapnya datar dan menolaknya dengan tegas. "Gak! Jelasin"

"Kiss deh kalau gitu" ucapnya kembali

"Gak Araaa, jelasin dulu. Aku benar-benar bingung dan kamu tau aku sekarang lagi emosi, jadi jelasin ke aku"

"Yaudah kamu boleh pukul aku dulu kalau kamu emosi biar emosi kamu turun, gapapa aku mah dah biasa di pukul orang"

Reldi melotot tak percaya apa yang di ucapkan istrinya itu, apa-apaan? Dia tidak pernah ingin atau berfikir sedetik pun untuk memukul Ara

"Kamu gila yah?! Mana mungkin aku berani pukulin kamu, kamu itu masih istri aku Ara dan sampai kapan pun aku gak akan mukulin kamu, Zia atau siapapun kalau mereka masih perempuan"

"Yaudah deh, bentar aku mau peluk kamu, 5 menitt aja aku kangen bangen sama kamu" Ara memeluk erat Reldi dan kali ini Reldi memilih membiarkan saja tapi semakin lama dia lah yang memeluk Ara sangat erat

"Kamu tau, aku sempat kembali depresi dan harus meminum obat penenang dan obat tidur, aku sudah membenci tanggal pernikahan kita selama 10 tahun, aku membenci hal-hal tentang pernikahan bahkan aku tidak datang di pernikahan mereka, untungnya mereka mau mengerti aku yang sedikit trauma karena di tinggal kamu di hari pernikahan, Zia dan Zio tidak bisa aku pantau 24 jam karena ada dua perusahaan yang harus aku urus hingga membuat mereka semakin nakal"

Masih dalam posisi memeluk, Ara mengangguk pelan. "Iya, aku tau kok. Dulu katanya Diana dan Dhani jantungku sempat berhenti, tapi Tuhan memberikan aku kesempatan sekali lagi dan mungkin kesempatan terakhir ini aku gak mau main-main sama nyawa aku, stock kesempatan ku udah habis hehe"

Ara menjadi terlebih dahulu perkataannya untuk melihat muka suaminya yang sudah lama dia rindukan "kita ke yang lain dulu yah, sekalian aja di ceritaiin ke semuanya. Aku males kalau dengerin cerita yang sama mulu dan karena aku gak tau pasti ceritanya kayak gimana"

Reldi menatapnya datar, menghembuskan napas kesal tapi kemudian mengangguk pelan. Mereka masuk ke dalam ruangan tempat keluarga nya yang sedang menunggu dia untuk menjelaskan apa maksud dari semua ini

"Ara, jelasin sebelum gue gantung lo di pohon toge" Amanda tetaplah Amanda yang aneh, walau sudah memiliki suami dan anak, sifat nya yang aneh nan bar-bar itu kerap membuat teman dan keluarga nya mengernyit bingung

"Lol! Toga gak bisa gantung Ara, untuk gantung semut aja noh" Noni menoyor kepala Amanda dengan santai nya tanpa menyadari bahwa dia juga salah

"Heh goblok! Toga sama toge beda yah monmaap, mulut lo kelewatan typo nya" Noni menatap kesebelahnya, melotot tak terima karena kepalanya di pukul oleh Lani, tolong garis bawahin, di pukul walau tidak keras tapi tetap saja kepalanya itu di pukul menggunakan tangan yang penuh kuman

Baru ingin menyuarakan protes, tetapi Shisil terlebih dahulu bersuara menghentikan perkelahian kecil yang biasa terjadi dengan mereka. "Tolong yah kakak-kakak cantik nya Shisil, kelahinya ntar aja Shisil belum siapin arena nya dan juga semuanya ngumpul disinikan untuk dengarin kak Ara cerita, kalau Shisil sih udah dengarin jadi yahhh gak penasaran banget"

Ketiga orang sahabat yang sempat saling mendorong dan memukul kepala itu saling menyalahkan, Diana hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku para sahabat yang tidak pernah berubah sejak SMA. "udah diam ye, gue mau cerita ini. Kerjaan gue di kantor banyak banget walaupun ada Jane yang bantuin tapi tetap ajaa kerjaan itu segudang, jadi gini 10 tahun yang lalu-----"

I'M FAKE NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang