*1*

119K 6.6K 124
                                    

Hai
Happy reading!
Typo bertebaran

-----------

"Mommy"

Entah ini hanya firasatku atau memang kenyataan, yang jelas dari tadi aku selalu mendengar suara suara cadel anak kecil yang terus memanggil mommy. Tapi kenapa aku merasa kalau bayi itu seolah memanggilku? Huft lupakan, ini mungkin efek kelelahan karena seharian aku belum istirahat ful

"Bu, kok anaknya di tinggal ? Kasian debay nya nangis terus, mana daddy nya kesusahan lagi "

Aku terkejut ketika seorang wanita paruh baya menyeretku menuju seorang bayi yang tengah menangis di gendongan daddy nya.

"Haduh bu, kok saya di seret-seret sih, saya gatau apa-apa"

"Gatau apa-apa gimana ? Jelas-jelas debaynya manggil kamu dengan sebutan momy. Udahlah jangan mengelak, seharusnya kamu bersyukur karena di kasih kepercayaan sama Tuhan untuk menjaga salah satu malaikatnya"

Aku menepuk jidat pasrah. Bagaimana mungkin wanita paruh baya ini langsung mengambil kesimpulan kalau aku seorang ibu hanya karena di panggil mommy oleh seorang bayi. Beberapa menit aku di ceramahi hingga akhirnya wanita paruh baya itu pergi dengan meninggalkan pesan bahwa aku harus menjadi ibu yang baik. Hellow, emang di kira aku bukan ibu yang baik apa?

"Em saya permisi dulu kak" pamitku.

Namun belum genap empat langkah, suara tangis bayi terdengar, bahkan aku merasa kalau tenggorokan si bayi pasti perih saking kencang teriakannya.

Aku berbalik menatap bayi laki-laki yang berada di gendongan daddy nya. Tangis bayi itu pun berhenti, dan tanpa ku sangka bayi laki laki itu tertawa riang sambil mengulurkan kedua tangan seolah meminta di gendong

"Mo..mmy"

Aku kembali gelagapan dan berancang-ancang untuk kabur, namun sebelum niatku terlaksana, si bayi kembali terisak pelan sambil terus mengulurkan tangannya

"Mo..mi"

"Aduh dek, kok panggilnya mommy sih ? Aku tuh masih kecil, belum bisa jadi mommy, emang mommy adek kemana ?"

"Mo..mmy lapal "

Kali ini bukan aku yang gelagapan tetapi dady dari si bayi. Entah dia gelagapan karena apa, yang jelas wajahnya memerah setelah si bayi mengatakan'mommy lapal'

"Lapal mom.. lapal"

Bayi itu terus mengoceh tidak jelas, sedangkan dady nya mencoba untuk menenangkan namun bukannya tenang bayi itu malah semakin histeris. Akhirnya ku putuskan untuk menggendong bayi tersebut dan ajaibnya ia langsung terdiam bahkan tertawa riang

"Mommy lapal"

"Eh kak maksutnya apa ? Lapal apaan ? Permen yah ?"

"Bukan."

"Lah ?"

"Itu Kenzo mau nyusu "

Sontak aku membulatkan mata sambil menatap si bayi yang tengah berusaha melepaskan kancing kamejaku

"Astaga demi Neptunus, ini bayi siapa ? Lo hamilin siapa kak ? Ngapa jadi gue yang kena imbas"

Aku langsung mengembalikan bayi itu kepada daddy nya bahkan saking paniknya kosakata bicara ku langsung berganti menjadi gue-lo.

Tanpa peduli dengan tatapan garang orang-orang di sekitar, aku langsung berlari menjauh dari area taman. Dan tentu saja, setelahnya aku mendengar suara tangis bayi, tapi kali ini ku rasa kerongkongannya bukan hanya perih, tapi pasti luka


***
Jangan lupa untuk vote dan coment.

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang