Coming For You

6.6K 639 49
                                    

Alex menatap Ayu yang sudah baikan. Perempuan itu tidak menangis lagi. Bagaimanapun, Ayu sedang mengandung sehingga tidak boleh terlalu banyak pikiran.

"Sayang, boleh aku minta satu hal?"

Ayu mendongak pada Alex dan mengangguk.

"Kalo kita ada masalah, aku mau kita bicarakan dengan baik. Bukan diam, lalu kamu pulang ke rumah orang tuamu seperti sekarang," jelas Alex.

Alex mengerti bahwa selama ini Ayu selalu memiliki keluarga di belakangnya yang selalu mendukung, juga menjaganya. Namun, sekarang mereka sudah menikah dan Alex mau menjadi orang pertama yang dibutuhkan oleh Ayu dalam segala hal. Bukankah tujuan menikah untuk saling berbagi dan mengasihi dalam suka dan duka.

"Bukannya aku tidak ingin kamu berbagi dengan keluargamu. Tapi, ini masalah kita bukan mereka," tambah Alex.

Ayu hanya menunduk karena merasa bersalah. Dia sadar bahwa dia telah bersikap egois, tetapi dia juga kadang tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Dia yakin bahwa semua keinginannya ini hanya pengaruh hormonal.

"Aku mengerti dengan penolakan kamu untuk ikut ke Singapura karena keluarga, pekerjaan, dan sahabatmu di sini. Aku sadar betul bahwa aku tidak punya hak untuk memaksa kamu karena aku hanya pendatang baru di kehidupan kamu." Alex terus menumpahkan hal yang mengganjal di benaknya. Dia ingin memperjelas semuanya. Apa yang dia lakukan, bukan karena Ayu dan anaknya tidak penting. Namun, dia tidak akan bisa memilih antara Ayu atau pekerjaannya. Mereka sama-sama tanggung jawab Alex.

"A-aku cuma nggak mau kamu pergi. Aku juga nggak tau kenapa." Ayu kembali tersedu-sedu.

Alex mengelus rambut Ayu. "Jangan menangis! Aku bilang ini agar kamu bisa mengerti keadaanku juga."

Ayu melepas pelukan Alex, dia mengusap sisa air mata di pipinya.

"Maaf, aku ...."

Alex menempelkan jari telunjuknya di bibir Ayu, sehingga kalimat perempuan itu terpotong.

"Cukup! Aku tau itu karena kamu sedang hamil saja, 'kan?"

Ayu mengangguk mengiyakan.

"Tidak apa-apa, aku mengerti." Tangan Alex mengusap pelan pipi Ayu, "hanya saja jangan pernah bilang tidak ingin menemuiku lagi!"

"Iya," ucap Ayu pelan sembari memegang tangan Ayu yang ada di pipinya.

"Ya udah, kamu istirahat sekarang! Kasihan Aleeya, dia pasti sudah lelah dan sedih melihat kamu kayak gini."

Ayu menurut. Dengan dibantu Alex dia pun berbaring. Alex menyelimuti tubuh Ayu sebelum dia melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia bahkan tidak sempat berganti baju. Dari kantor dia langsung menuju bandara untuk kembali pada Ayu.

Alex tersenyum menatap pantulan wajahnya yang sudah sangat kusam dan rambut acak-acakan. Dia tidak menyangka akan melihat wajah tampannya sehancur ini. Tak apa, selama Ayu baik-baik saja. Sebenarnya, dia tidak menyangka akan segila ini pada Ayu yang merupakan perempuan asing. Mungkin karena perempuan itu adalah isterinya, perempuan yang sedang mengandung anaknya.

Selesai membersihkan diri, Alex membuka lemari siapa tahu ada bajunya yang terselip di sana. Untungnya, ada satu baju kaos yang dia kenakan saat pertama kali menginap di rumah itu. Setelah itu, dia berbaring di samping Ayu, lantas memeluk isterinya itu. Pelan, dia mengecup kepala Ayu sembari mengucapkan selamat tidur.

Ayu memegang tangan Alex yang melingkar di pinggangnya. Dia mau Alex tetap di sisinya. Dia tidak bermaksud egois, tetapi itulah keinginan hatinya.

***

Suddenly Marriage (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang