Special Date

4.6K 552 56
                                    

Alex sudah menandai kalender yang ada di ponselnya. Dia tidak sabar menunggu esok, di mana dia akan membawa anak dan istrinya ke Jakarta. Semua sudah dipersiapkan dengan harapan Ayu akan semakin mencintainya.

Dia berjalan setengah berlari sambil bersiul-siul menuju Ayu yang sedang sibuk mencuci buah. Dia mencium pipi istrinya, lalu meninggalkan tanpa kata. Dia sempat mengedipkan satu mata pada perempuan itu. Tidak lama datang lagi dengan aroma segar dan rambut yang agak basah.

"Cepat banget mandinya?"

"Sebenarnya mau lama-lama, tapi kurang kamu," jawab Alex terkekeh. Dia lantas berlari saat Ayu berniat untuk memukulinya.

Sepiring salad yang terdiri dari beberapa buah tersaji di meja. Sementara, Ayu asyik menonton salah satu film hasil adaptasi dari novel Dan Brown. Alex sendiri sedang berbaring dengan kepala berada di paha Ayu. Di tangan lelaki itu ada buku dan di hidungnya bertengger kacamata. Sesekali dia disuapi sepotong buah.

"Baca sambil tiduran itu gak baik, Lex!" Ayu mengingatkan untuk ke sekian kali. Lelaki yang ditegur hanya tersenyum dan melanjutkan bacaan.

"Besok, pagi-pagi kita udah harus berangkat ke Bandara. Cleo udah urus tiket." Alex membahas hal lain. Tidak mau Ayu melanjutkan bahwa matanya akan cepat tidak karena membaca sambil tiduran.

"Iya, iya, tau, kamu pasti tidak mau kelewat ulang tahun Tamara."

Alex mengangguk. Dia mulai bercerita bahwa sejak kecil dia tidak pernah melewatkan sekali pun ulang tahun Tamara. Dia selalu jadi untuk memberi kejutan, meski tahun lalu, dialah yang mendapat kejutan.

"Spesial banget, ya," rutuk Ayu, menjejalkan sepotong apel di mulut Alex kasar. Parutan keju yang menempel di buah itu tersebar di bibir lelaki itu. Gumaman tidak jelas dilontarkan oleh Alex. Mungkin protes karena tingkah kasar Ayu.

"Pokoknya, spesial banget, Sayang," ungkap Alex. Mulutnya masih belepotan karena keju dan Fla khusus yang dibuat Ayu berbahan mayones dan yogurt. Ia membuka mulut lagi, meminta untuk disuap. Terlanjur kesal, Ayu melempar garpu dan bergeser, membiarkan kepala Alex jatuh di sofa.

Tidak peduli dengan wajah kesal istrinya, Alex bangkit. Meletakkan buku di meja. Dia duduk tanpa cela di samping Ayu. Tangannya melingkar di pinggang kecil perempuan di sampingnya. Meraba dengan mata terpejam. Menghidu aroma manis di cekungan leher jenjang itu.

Ayu sempat meronta. Berniat untuk mendorong lelaki yang kini memainkan jemari di punggungnya. Mengelus dan mencium setiap Senti wajahnya. Keduanya merasa tidak pernah cukup, meski seluruh malam-malam puncak yang indah mereka rengkuh bersama. Setiap elusan dan embusan pelan yang menerpa kulit Ayu membuatnya meremang. Mengingat semua keindahan yang diberi lelaki itu.

Setiap inci tubuh Ayu dihafal baik oleh Alex. Bahkan dengan mata terpejam, dia bisa mengetahui seakan melihat semua yang ada di balik kaos istrinya itu. Bibirnya melaju, dari kening, kedua pipi, hidung, dagu, dan terkahir di bibir penuh yang merekah itu. Merasa kelembutan dan keberingasan bersamaan.

Kepala Alex kini hanya dipenuhi oleh Ayu, oleh embusan napas yang terengah-engah oleh perempuan itu. Hal yang sama dirasakan oleh perempuan yang kini telah dicumbunya lagi. Dengan tak sabar, melahap hingga tidak ada ruang. Namun, tiba-tiba terpisah dengan napas memburu.

Alex mengumpat pelan sambil mengacak rambut, setelah Ayu segera berlari menuju kamar. Tangisan Aleeya membuat mereka harus menahan diri. Dalam hati dia merutuki keterlambatannya mengambil tindakan.

Dengan berat, dia menyeret dirinya masuk ke kamar. Hanya bisa menatap saat bayinya sedang lahap mengisi perut. Wajar saja Aleeya kelaparan, sudah dua jam bayi cantik itu tertidur.

Suddenly Marriage (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang