Meet Your Family

9.6K 804 29
                                    

Tatapan Ayu terkunci pada pintu rumah orang tuanya. Kedua tangannya saling meremas berusaha menahan kegelisahan. Semua keluarga Ayu ada di dalam sana, dan rasa takut mulai menggerogotinya.

"Gugup?" tanya Alex sambil meraih satu tangan Ayu, "dingin sekali."

Ayu menatap Alex sekilas dan mengangguk pelan. Lantas menelan ludah saat melihat pintu itu terbuka. Di sana ada Ibu yang berdiri sambil menggendong bayi yang sepertinya sedang rewel.

"Masuk sekarang?"

Ayu menghembuskan napas kasar, kemudian mengangguk lagi.

ibu yang melihat mobil yang terparkir di depan rumah terus menatap mobil itu. Tidak biasanya ada mobil yang terparkir di dan kecuali ada tamu. Keluarga mereka tidak sedang menunggu kunjungan tamu, hanya Ayu yang kemungkinan datang. Tetapi, mobil yang terparkir bukan mobil Ayu. Dia pun belum pernah melihat teman Ayu mengedarai mobil itu.

Mobil itu mulai melaju memasuki pekarangan rumah. Tangisan bayi dalam gendongan mulai terdengar. Zahra, bayi Mbak Dita dan Mas Bima memang sangat rewel apalagi kalau sedang kepanasan atau berada dalam rumah, bayi itu sangat senang jika berada di luar rumah.

"Berani?" tanya Alex.
Ayu mengangguk lagi. Berani atau tidak, dia sudah memilih jalan ini. Bagaimana pun reaksi orang tua dan saudaranya, Ayu berharap Ibu dan Ayahnya tidak jantungan karena kelakuannya sekarang.

Ayu keluar dari mobil dan menyapa Ibunya yang terlihat heran.

"Yu, itu siapa?"
Ibu menatap ke arah Alex yang juga keluar dari mobil.
"Kamu belum bayar ojol-nya!" Ibu menegur Ayu yang terus melangkah mendekat

Ayu berbalik menatap Alex yang mengekorinya.
"Bukan ojol, Bu!"

Ayu menampakkan giginya dan langsung meraih satu tangan Alex. Dia menggenggam tangan Alex dan mengangkatnya ke udara.

Mulut Arini, ibu Ayu terbuka sedikit dan hilang fokus pada bayi yang dia gendong. Kemudian dia memaksa senyum dalam kebingungannya dan bergeser sedikit untuk membiarkan Ayu dan Alex lewat.

"Ayo ajak masuk, Zahra rewel!" Ibu mempersilahkan.
Ayu melepas genggaman Alex. "Biar aku yang gendong, Bu."

"Eh, ajak tamunya masuk dulu. Nggak sopan!"
"Nggak apa-apa, Bu. Biar aku yang gendong."

Ibu menyerah dan memindahkan Zahra dalam gendongan Ayu.

"Dia tau bahasa Indonesia, kan?" Arini berbisik pada Ayu.

Ayu hanya mengangguk, kemudian mengalihkan perhatiannya pada Zahra.

"Ayo masuk!" ajak Arini pada Alex yang masih tampak malu-malu.

Ayu menimang Zahra dan berbicara pada bayi itu. Dia memang sangat mahir mengurus bayi, tidak butuh satu menit Zahra sudah tenang.

"Ibu masuk aja dulu!"

Arini tersenyum ramah pada Alex sebelum masuk.

"Sini, aku mau gendong juga!" pinta Alex pada Ayu dengan tangan yang sudah siap mengambil alih Zahra.

"Zahra rewel, dia nggak suka orang baru."
"Tenang, dia tidak bakal nangis. Aku ini calon ayah yang baik."

Ayu mengalah. Zahra kini berada di gendongan Alex. Bayi mungil itu tampak lebih tenang dalam dekapan Alex, sementara Alex sibuk berceloteh ala bayi untuk Zahra.

Arini yang masuk ke dalam rumah, langsung menuju ruang makan di mana kedua menantunya sibuk menata makanan sambil bercanda. Dia menaikkan satu alis.

"Zahra mana Bu?" tanya Dita setelah melihat Arini masuk dengan tangan kosong. "Mas Bima udah turun?"

Arini menggeleng. "Belum, masih sama Ayah sama Pandu di atas."

Suddenly Marriage (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang