Midnight Talking (part 2)

9.6K 781 39
                                    

Alex mengacak rambut Ayu. "Tidak usah dijawab, I'll show you!"

Tidak suka rambutnya diganggu, Ayu memukul tangan Alex.

"Yu, aku sebenarnya mau minta maaf," ucap Alex sambil menggenggam satu tangan Ayu dengan kedua tangan.

"Lepas!" Ayu menarik kasar tangannya.

Dia bukannya tidak suka tangannya digenggam oleh Alex, hanya saja ada sesuatu yang aneh dalam dirinya setiap kali kulitnya menyentuh kulit Alex. Dia tahu perasaan itu bukan pertanda yang baik dan hanya akan meninggalkan kecewa dalam dirinya.

Ayu harus selalu sadar bahwa Alex bukan miliknya. Dia tidak boleh terbiasa dengan sentuhan adiktif lelaki itu. Alex hanya sementara di hidupnya, mereka akan berpisah cepat atau lambat.

"Maaf? Apa itu bisa merubah keadaan?" tanya Ayu sarkastik.

Kata maaf bukanlah hal penting lagi untuk Ayu, karena maaf tidak bisa mengembalikan apa yang telah Alex renggut darinya.

"Jangan salah paham! Aku tidak akan pernah meminta maaf untuk malam indah yang kita lewati," ungkap Alex sambil mengedipkan satu mata pada Ayu.

Perempuan itu bergidik ngeri, dan spontan meraih bantalan kursi untuk dilemparkan ke wajah Alex.

"Dasar brengsek!"

"Brengsek, kamu bilang?" tanya Alex dengan suara berat. "Aku bisa lebih brengsek lagi, kalau mau." Alex melanjutkan sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Ayu.

Mata Ayu membesar. Jarak wajah Alex yang sangat dekat dari wajahnya membuat dia seakan kehilangan oksigen. Dadanya bergemuruh beradu dengan retakan jantungnya. Hembusan napas Alex mengacaukan inderanya. Mata hazel yang melumpuhkan saraf Ayu -- membuat betisnya seperti jeli.

Tidak tahan dengan penglihatannya, Ayu menundukkan sedikit tatapan. Sialnya, dia terpaku pada bibir merah Alex sehingga semakin melemas. Dia masih ingat beberapa malam yang lalu, saat dia menempelkan bibirnya di bibir itu -- sangat lembut dan sejujurnya Ayu sangat suka.

Ayu benar-benar merasa sebagian sukmanya telah melayang setelah Alex meletakkan kedua tangannya di pipinya.

"Apa yang kamu pikirkan, huh?" tanya Alex dengan suara pelan yang hampir bisa disebut sebagai bisikan.

Ayu terdiam dan berusaha membuat napasnya normal kembali.

"Jangan bilang kamu juga sedang berpikiran brengsek sepertiku?" Lanjut Alex.

Meski pikiran Ayu sedang kacau karena pesona Alex, tetapi dia masih memiliki sedikit perisai untuk bertahan. Dengan cepat dia mendorong Alex menjauh, meski kekuatannya tak seberapa.

"In your dream!" bentak Ayu.

Alex menarik diri menjauh dari Ayu. Dia menyandarkan kepala, satu alisnya dinaikkan untuk berpikir sejenak.

"Sepertinya hal brengsek itu memang menghantui mimpiku beberapa malam terkahir ini," ungkap Alex dengan santai.

Mulut Ayu terbuka sedikit, tidak menyangka akan mendengarkan pengakuan gila Alex.

"Euww, jorok tau!"

Alex mencibir. "Jorok apanya? Hal itu wajar bagi lelaki yang sangat normal sepertiku."

"Normal? Yang ada mesum."

"Eh, aku masih ingat kamu sangat menikmati hal mesum itu, Sayang!" goda Alex.

Ayu mulai geram dengan perkataan Alex. Lelaki itu benar-benar sesuatu, setelah melakukan kesalahan tanpa penyesalan sedikit pun. Dia berdiri dan berlipat tangan.

Suddenly Marriage (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang