Happiest Marriage

7.5K 699 76
                                    

Mata Ayu terbuka pelan. Dia bisa merasakan kehangatan melingkupi tubuhnya, juga beban berat di pinggangnya. Deru napas terdengar dari belakang, begitupun udara hangat yang berembus pelan di lehernya. Dia menggeliat berusaha keluar dari pelukan Alex, tetapi tidak punya tenaga.

"Alex!" panggil Ayu berharap Alex akan terbangun.

Biasanya Alex selalu bangun lebih awal, seingat Ayu, lelaki itu tidak bisa melewatkan olahraga pagi. Dia menggerakkan siku ke belakang sehingga mengenai rusuk Alex. Lelaki itu sempat bergerak sebentar, sebelum kembali pulas dan semakin menarik Ayu dalam pelukannya. Ayu pasrah dan memilih menutup mata lagi. Dia tidak bekerja sehingga bisa tidur lebih lama, hanya saja perutnya mulai meminta untuk diisi.

Ayu kembali menggeliat sambil memanggil nama Alex. Lelaki itu akhirnya menguap keras. Dia mengoceh tidak jelas menjawab panggilan Ayu.

"Alex, bangun!"

"Ehm!" Tangan Alex yang tadi di pinggang Ayu naik ke rambut perempuan itu. Dia mengelus pelan puncak kepala Ayu dan mengecupnya pelan.

"Kamu tidak bangun olahraga?" tanya Alex yang pipinya memerah.

"Aku sedang memikirkan olahraga yang lain," ungkap Alex yang kemudian terkekeh di sela-sela rambut Ayu, "olahraga berdua."

Ayu menyikut perut Alex. "Aku serius tau!"

Alex meringis pelan, meskipun tidak merasa sakit sama sekali. "Aku juga serius."

"Aku lapar!"

Mata Alex terbuka, dia lupa kalau Ayu sedang butuh asupan banyak karena mengandung. Namun, dia masih ingin memeluk Ayu, sangat jarang perempuan itu menurut untuk dipeluk. Biasanya, Ayu akan menendang atau memukul Ayu saat mulai mendekap padanya.

"Lima menit," pinta Alex, "aku masih kangen."

Ayu membalikkan badan setelah Alex melonggarkan pelukan. Dia menempelkan wajahnya di dada Alex, entah kenapa aroma tubuh Alex di pagi hari lebih harum dari biasanya, sama dengan aroma tubuh lelaki itu setelah olahraga.

Alex awalnya kaget saat merasakan Ayu melingkarkan tangan di pinggangnya, juga wajah perempuan itu yang menempel di dadanya. Dia menarik kedua sudut bibirnya, lantas mengecup puncak kepala Ayu. Dia jinak sekali pagi ini, semoga saja seterusnya.

"Hanya lima menit, 'kan?" tanya Ayu dengan bisikan di dalam pelukan Alex.

"Aku sebenarnya mau seharian, tapi anakku pasti akan mengamuk kalo tidak diberi makan," balas Alex.

Ayu tersenyum lagi dan memilih menikmati pelukan Alex. Dia suka seperti ini, terasa hangat. Begitupun dengan Alex, dia suka berpelukan seperti itu di pagi hari bersama Ayu.

Selama ini, Alex tidak pernah kekurangan perempuan. Sejak berusia delapan belas, dia sudah banyak meniduri perempuan yang sebagian besar hanya sekedar butuh sama butuh. Usai kebutuhannya, dia dengan mudah meninggalkan perempuan itu. Ada beberapa yang dia pacari, tetapi hanya bermain-main, dia akan langsung mencari cara untuk putus saat mendapati tanda ingin serius dari kekasihnya.

Alex baru sadar bahwa selama ini dia memang kurang ajar, Ayu benar memberinya sebutan lelaki brengsek. Namun, memeluk Ayu pagi ini membuatnya sadar kalau dia tidak mau melepaskan Ayu, bukan hanya karena pandangannya terhadap perceraian, tetapi memang merasa nyaman.

"Alex!" panggil Ayu.

Alex hanya berdehem.

"Aku kira kamu tidur," bisik Ayu.

"Apa anakku sudah minta makan?"

Alex merasakan kepala Ayu bergerak, dia bisa menebak bahwa Ayu sedang mengangguk mengiyakan.

Suddenly Marriage (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang