Son in-law

10.6K 754 23
                                    

Here we go again😘

Semalam Ayu meminta Alex untuk tidur di kamar sebelah, tidak jauh beda dengan malam sebelumnya saat mereka menginap di rumah Ayu. Alex sama sekali tidak mengindahkan permintaan Ayu, dia tahu bahwa Ayu sedang menangis dan butuh sandaran. Sebagai suami Ayu, dia memilih untuk berada di samping perempuan itu. Mungkin tidak banyaj membantu, tetapi dia bisa memberi sedikit kehangatan.

Pagi ini Alex bangun seperti biasa, mungkin karena kebiasaan sehingga tanpa alarm pun dia bisa bangun tepat waktu. Di situlah letak kebingungan Alex, antara beranjak dari tempat tidur sementara dia tidak tahu harus melakukan apa -- karena sedang berada di tempat yang asing baginya. Tetap di ranjang dengan Ayu, terdengar lebih asyik, namun terlalu lama berbaring biasanya akan membuat kepalanya pening.

Alex berbalik ke arah Ayu yang masih terlelap. Perempuan itu tampak pulas, mungkin karena habis menangis semalaman. Alex mendaratkan satu tangan di puncak kepala Ayu dengan lembut, lantas mengelus rambut Ayu.

"Tidur yang nyenyak."

Kali ini Alex mengecup singkat kening Ayu sebelum bangun. Dia meregangkan badan, kemudian beranjak meninggalkan kamar setelah membasuh wajah.

Rumah itu masih lengang, Alex menuruni tangga dan mulai mendengar kegaduhan dari arah dapur. Suara gemercik air dan alat masak memasak yang saling beradu. Aroma harum masakan di atas stove mulai meracuni Indra Alex.

Di dapur ada Arini yang sedang bertempur dengan spatula di tangannya. Alex mendekat ke arah ibu mertuanya itu.

"Pagi, Bu!" sapa Alex semangat saat tiba di samping Arini.

Arini yang serius dengan nasi gorengnya, hampir melonjak karena kaget. Dia balik ke samping dengan tangan tetap bergoyang mengaduk nasi.

"Oh, pagi Alex." Arini mengulas senyum. "Cepat sekali bangunnya?"

Alex hanya tersenyum tidak membalas.

"Ayu pasti masih tidur. Anak itu tidak berubah, tidak bisa bangun pagi." Arini menggerutu.

"Dia capek, sebentar harus kerja lagi."
Alex membela Ayu.

Arini tertawa kecil. "Untung suaminya pengertian, ya."

"Kalo nggak pengertian, nanti Ayu kabur."

"Udah, Ayu itu kayak kucing, yang penting pintar manja nggak bakal ditinggal."

Alex mengangguk-angguk sebagai tanda mengerti. Ada baiknya juga dia memutuskan meninggalkan Ayu di ranjang, dia bisa belajar cara menghadapi Ayu dari ahlinya.

"Tapi gitu, Bu, suka ngambek padahal bukan kambing." Alex mencoba melucu.

Gerakan tangan Arini berhenti. "Itu ngembek kalo kambing."

"Kan lagi ngelawak, Bu," ucap Alex dengan nada kecewa dibuat-buat.

Arini tertawa kecil.

"Nah gitu, kan enak kalo pagi-pagi ketawa."

Arini mematikan kompor.
"Tolong wadah bening itu!" Arini menunjuk pada mangkuk bening besar yang berada di belakang Alex.

Dengan sigap Alex meraih mangkuk itu dan menyodorkannya pada Arini.

"Kalo kucing ngembek dikasi apa?" tanya Arini tiba-tiba.
"Kasi makan," jawab Alex asal.

"Kalo Ayu ngambek, dikasi makan juga pasti baikan." Arini membuka rahasia putrinya.

"Dicatat, Bu. Nanti aku siapkan makanan sekulkas penuh buat antisipasi kalo Ayu lagi badmood," timpal Alex.

Pandangan Alex beralih pada telur dan seledri di depannya.

Suddenly Marriage (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang