It still hurts

9.6K 684 47
                                    

"Loh, ngapain balik ke sini!" protes Ayu saat mobil Alex berbelok memasuki hotel tempatnya menginap semalam.

"Ada barang yang ketinggalan," jawab Alex.

Tangan Ayu terlipat di depan dada sambil menatap sebal ke arah Alex. "Aku kan tadi bilang bawa aku pulang dulu, dan kamu bisa kembali nginap di sini."

"Untuk apa aku nginap di sini kalo kamu tidak ada," ucap Alex, kemudian memarkirkan mobilnya di slot paling ujung.

"Apa hubungannya denganku, yang bayar kamu, kan!" omel Ayu.

Alex melepas seat belt-nya. Dia mendekatkan wajahnya pada Ayu, membuat perempuan itu memundurkan kepala untuk menjauh dari Alex. Sayang, kepalanya terbentur sandaran jok mobil dan tidak bisa mundur lagi. Wajah Alex semakin mendekat ke arahnya, sehingga dia memutuskan untuk menutup mata.

"Aku kan suamimu," bisik Alex tepat di samping telinga Ayu, "dimana pun kamu berada harus ada aku."

Ayu tertipu lagi, Alex pasti telah melihat wajahnya yang merah, memalukan sekali. Lantaran malu, Ayu baru berani membuka mata setelah mendengar pintu mobil tertutup yang menandakan Alex telah keluar dari mobil. Pintu mobil di sampingnya terbuka, sehingga dia segera memalingkan wajah agar tidak menatap Alex yang membuka pintu untuknya.

"Ayo, Sayang!" ajak Alex agar Ayu segera keluar dari mobil.

Tanpa melihat Alex sedikit pun, Ayu keluar dari mobil. Lantas berjalan dengan cepat sambil berlipat tangan.

"Pelan-pelan!" pinta Alex, "jangan karena dokter bilang janinnya sehat kamu jadi sembrono jalannya."

Ayu berhenti dan melirik Alex tajam. Tangannya yang terlipat diturunkan, kemudian melanjutkan langkah kecil yang sangat pelan.

"Jadi jalannya harus kayak gini?"

Alex menggeram, "ya tidak begitu juga, sih, Yang."

"Ya udah, jangan banyak protes!"

"Bukan protes, tapi perhatian, Sayangku."

Pertikaian kecil mereka terus berlanjut, bahkan sampai mereka memasuki kamar hotel. Keduanya terus bertahan dalam argumen masing-masing

"Kamu banyak alasan, Alex!"

"Kok gitu, aku tadi jelas ngasih perhatian buat kamu, Yang."

"Kata yang kamu pake nggak nunjukin perhatian Alex. Intonasi yang kamu pake juga nggak terdengar ada perhatian sedikit pun. You totally just ask me to do something, which is it means you literally don't care a little bit!" tegas Ayu.

Alex terdiam dan hanya menatap Ayu yang yang terus mengomel.

"Kamu tau nggak pemilihan kata dan intonasi itu bisa membuat orang salah paham?" Tambah Ayu.

Alex terdiam lama sebelum akhirnya mengalah. "Iya, aku salah, maaf ya Sayang!"

Kemudian Alex mendekat pada Ayu. Dia memegang pundak isterinya.

"Sayang, jalannya pelan-pelan, ya, kan lagi hamil!" ralat Alex atas ucapan tadi yang dianggap protes oleh Ayu.

Ayu menghempas tangan Alex yang ada di pundaknya. Lelaki itu sudah sangat sering menjahili Ayu, kejadian di mobil tadi hanya salah satu dari sekian banyaknya kejahilan yang pernah Alex lakukan. Sudah saatnya untuk Ayu membalas sedikit kejahilan lelaki itu.

Ayu membalikkan badan. Dia mengangkat tangan dan mengusap lembut pipi Alex.

"Nah, gitu dong Sayang," ucap Ayu lembut, "kalo ngomongnya gitu, aku kan jadi nurut."

Suddenly Marriage (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang