Feeling

8.7K 688 43
                                    

Ayu melepas flat shoe yang dia kenakan dan menggantinya dengan sendal yang tersedia di hotel itu. Lantas menjatuhkan tubuhnya di sofa. Di pesta tadi, dia sama sekali tidak merasa lelah. Mungkin karena dia bersenang-senang dengan sahabat dan keluarganya. Sekarang badannya pegal-pegal.

Alex keluar kamar dan menatap Ayu yang memejamkan tak nyaman di sofa. Terdengar suara mengeluh perempuan itu karena lelah.

"Capek?" tanya Alex.

Ayu mengangkat kepala, kemudian mengangguk pelan.

"Mau aku pijit?"

Mendengar perkataan Alex, Ayu langsung meraih bantalan kursi dan melemparnya ke arah Alex. Meskipun bantal kecil berwarna abu-abu itu jatuh jauh sebelum menyentuh Alex.

"Dasar mesum gila!" bentak Ayu

"Mesum apanya? Aku mau pijit karena kamu capek," bantah Alex. "nah kan, ketemu siapa yang mesum."

Ayu mengatupkan mulutnya dan membuang muka sambil berlipat tangan.

"Jangan-jangan dulu kamu nggak mabuk ya?" todong Alex.

Bantal yang di sebelah Ayu melayang menuju Alex lagi.

"Maksud kamu apa?" teriak Ayu mulai terpancing.

Alex melangkah ke belakang sofa, tepat di belakang Ayu.

"Bercanda, Sayang," ujar Alex, "lagian kamu pikirannya selalu buruk. Tapi, aku senang sama pikiran buruknya itu, Yang, apalagi kalo diwujudkan."

"Apa? Coba ulangi!" bentak Ayu.

"Bukan apa-apa, Sayangku. Sini kupijit!"

Alex mulai memijat pelan pundak Ayu. Isterinya itu sedang hamil, tentu saja sangat mudah kelelahan.

Sembari dipijat, Ayu menyandarkan kepala sambil menatap ke atas. Dia menatap wajah Alex yang tampak serius dengan pekerjaannya.

"Kenapa? Suka sama pemandangannya?" goda Alex karena terus ditatap oleh Ayu.

"Dagumu lancip," puji Ayu.

"Memangnya harus bagaimana lagi, rata?" canda Alex sambil tertawa kecil.

Ayu ikut tertawa membayangkan Alex berdagu rata. "Kamu pasti jelek sekali, mukamu kayak kotak."

"Jadi aku ganteng, kan?" tanya Alex, "daguku kan lancip."

Ayu tertawa dan mengangguk. "Iya, iya, ganteng."

"Gitu dong, kalo dipuji kan jadi semangat mijitnya."

Ayu memejamkan mata untuk menikmati pijatan Alex, tanpa merespon lelaki itu sama sekali.

"Lex!" panggil Ayu yang masih memejamkan mata dan melanjutkan, "yang pegal betisku, bukan pundak."

Alex melepas tangannya dari pundak Ayu dan berjalan menuju sisi depan sofa. Jelas saja pundak Ayu sudah tidak pegal, Alex sudah memijatnya lima belas menit.

Alex duduk di sofa dan memberi senyum terpaksa pada Ayu. Dia menepuk pelan pahanya sebagai tanda agar Ayu menaikkan kakinya.

Dengan puas Ayu meletakkan kedua betisnya di atas paha Alex setelah mengangkat sedikit gaunnya. Sementara Alex mulai memijat betis dan kaki Ayu.

"Alex ganteng, aku mau bantal," minta Ayu dengan suara manis dan senyum lebar.

Tatapan Alex terkunci pada wajah Ayu. "Kalo ada maunya kamu manis sekali, eh."

Ayu hanya mengedip-ngedipkan matanya. "Bantal, ganteng. Aku mau bobo sambil dipijit."

Melihat ekspresi dan suara Ayu, Alex langsung menunduk dan menutup mulutnya dengan satu tangan. Dia menahan tawanya sekian detik, dan gagal.

Suddenly Marriage (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang