BAB 2: PESAN DALAM BUKU

557 153 141
                                    

Matahari masuk melalui sela-sela tirai dari bahan sutra. Burung-burung kecil berkicau dengan merdunya. Gadis berambut pirang mengerjapkan matanya perlahan.

"Ah, sudah pagi?" Gadis itu mengerang dan membalikkan badannya.

Terdengar suara pintu didobrak dengan tergesa-gesa. Langkah kaki kecil berlarian memasuki kamar gadis itu.

"Bangun, Kak!"

"Kakak, banguuun!"

"Kak Charlotte!"

Tiga suara khas anak-anak memenuhi ruangan, memekakkan telinga. Ketiga anak kecil tersebut langsung melompat ke atas tempat tidur dan menggoyang-goyangkan tubuh gadis pirang bernama Charlotte itu. 

Walaupun menerima terjangan bak gempa bumi dari ketiga adik kembarnya, Charlotte tetap bergeming. Ia malah semakin menutup kepalanya erat-erat dengan bantal. Berisik ah, pikirnya.

"Kak, katanya mau ajarin balet...," rengek Cassie, salah satu adik kembar Charlotte.

"Katanya mau ajarin sihir juga, Kak...." Celine menimpali.

Mereka bertiga semakin kompak menggoyang-goyangkan tubuh Charlotte.

"Nggak mau ah.... Ngantuk." Charlotte tetap bersikukuh untuk tidak bangkit dari tidurnya.

"Kak, kata Papa kalau Kak Charlotte ajarin kami sihir, kakak boleh naik naganya Papa."

Kalimat yang meluncur dari mulut Christine langsung merasuki kesadaran Charlotte. Kesadarannya yang tadi membubung tinggi di angkasa langsung melesat turun, kembali masuk ke raganya. Seketika, Charlotte melepas selimutnya dan bangkit terduduk di atas kasur.

"Oke. Ayo belajar sihir." Senyum Charlotte mengembang. 

"Horeee!" Sorakkan ketiga adik kembar Charlotte yang disertai dengan tepukan tangan memenuhi ruangan.

Begitulah Charlotte. 

Putri Mahkota dari Kerajaan Amethyst yang hobi naik naga meskipun ia adalah seorang perempuan. Memang sih tidak ada larangan bahwa perempuan tidak boleh menaiki naga. Namun, seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, naga adalah tunggangan yang dimiliki oleh para lelaki. Sementara para perempuan menunggangi sapu terbang.

Jika kalian penasaran di mana kah sapu terbang Charlotte, jawabannya adalah, sapu terbang tersebut masih terparkir manis di pojok ruangan. Sementara Charlotte bergegas mandi, ketiga adik kembarnya asyik berbincang dengan sapu terbang Charlotte.

"Kak Peter, asyik nggak sih jadi sapu?" Pertanyaan konyol itu meluncur dari bibir anak kecil berusia delapan, Cassie. Christine dan Celine terkekeh mendengar pertanyaan itu. Usia mereka juga sama, delapan tahun.

"Asyik sih, soalnya aku bisa jadi manusia kalau sudah malam," jawab Peter dengan nada lucu. Oh, Peter adalah nama yang diberikan Charlotte untuk sapu terbangnya. 

Ketiga saudara kembar tersebut terkikik bersamaan.

"Menurut Kak Peter, Kak Charlotte baik nggak sih?" tanya Celine gemas.

"Kak Charlotte cantik nggak?" timpal Cassie.

"Cass, Kak Peter kan sapu, masa bisa tahu cantik atau nggak?" tegur Christine.

"Hush, walaupun aku sapu, tapi kan aku juga bisa berubah menjadi manusia," sahut Peter.

Bola mata tiga kembar membulat serentak. Senyum penuh arti muncul di wajah mereka.

"Hooo! Terus gimana, Kak Charlotte cantik nggak?"

Peter tercekat mendengar pertanyaan itu. Ia langsung berdeham agar suasana tidak terlalu canggung dan hening.

Crystallium ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang