BAB 32: IDE CEMERLANG

90 53 50
                                    

Setelah Raja Hannes dan Pangeran Arthur dibawa ke ruang takhta Kerajaan Amethyst, Raymond bertanya pada kakaknya.

"Sekarang pukul berapa, Kak?" Itu adalah pertanyaan yang terlontar dari bibir Raymond karena di penjara bawah tanah tidak ada jam.

"Pukul empat," jawab Elizabeth singkat.

"Sudah berapa lama kamu dikurung di sini?" tanya Raja Robert prihatin.

Raymond mengusap tengkuknya pelan. "Uhm... terakhir kulihat, jarum jam menunjukkan pukul satu. Berarti sudah tiga jam."

Bersamaan dengan kalimat Raymond, terdengar suara erangan dari balik sel penjara bawah tanah. Bukan hanya satu suara, melainkan banyak. Seperti... suara ratusan orang prajurit yang sudah terbangun.

"Wah, wah. Apa ini?" tanya Elizabeth sambil tersenyum ketika ia melihat banyaknya prajurit yang dikurung di balik sel. 

Para prajurit itu menabrakkan tubuh mereka ke dinding sel, hendak mencari jalan keluar. Mata mereka menggelap dan erangan terus menerus keluar dari bibir mereka.

"Salam untukmu..., Penguasa Elizabeth," kata mereka bersahut-sahutan.

"Kami akan mengabdikan diri padamu..., tolong bebaskan kami," kata mereka lagi.

Raymond dan Raja Robert yang melihat pemandangan tersebut hanya bisa saling berpandangan.

"Be--bebaskan mereka, Elizabeth," perintah Raja Robert pada putri sulungnya.

"Tenang saja, Ayah." Dalam sekejap, Elizabeth mengayunkan jemarinya, memecahkan kaca yang menjadi dinding sel tempat para pengawal ditahan.

Ketika aku berkata bahwa kaca ini tidak dapat dihancurkan, maksudnya adalah tidak dapat dihancurkan dengan kekuatan manusia atau bahkan kekuatan sihir biasa. Namun, jika dihancurkan menggunakan sihir terlarang, tentu saja bisa.

"Pergilah, kalian akan bertempur atas nama Kerajaan Sapphire." Elizabeth memberi perintah pada ratusan prajurit yang ia bebaskan.

Dengan sigap, ratusan prajurit itu langsung berlari menaiki tangga dan ikut berperang.

Raja Robert menoleh pada Raymond. "Jika para prajurit ini sudah sadar, mengapa Keluarga Langston belum sadar juga?"

Raymond menggeleng pelan. "Entahlah, Ayah. Kata Arthur, Keluarga Langston akan sadar pukul tujuh nanti."

"Mungkin para prajurit itu dibuat tidur lebih dulu dibanding Keluarga Langston, jadi mereka yang duluan sadar," tambah Raymond lagi.

Raja Robert tampak berpikir sejenak. Ia lalu mengangguk. 

"Baiklah, kamu di sini dan jaga mereka sampai sadar. Kalau sudah sadar, panggil Ayah dan Kakakmu. Kami akan ke atas dan menaklukkan dunia," pesan Raja Robert pada putra bungsunya.

"Ayah mengandalkanmu untuk ini," tambah Raja Robert lagi.

"Ayo, Elizabeth," ajak Raja Robert yang kemudian meninggalkan penjara bawah tanah bersama Elizabeth.

Sepeninggalan Raja Robert dan Elizabeth, Raymond hanya terduduk lemas di lantai penjara bawah tanah. Ia menatap Charlotte yang sedang tertidur dan membatin, cepatlah sadar, Charlotte.... Kita selesaikan semua ini.

Sementara itu, di tempat lain, perang sudah pecah dan memakan banyak sekali korban jiwa. Para prajurit dan naga berjatuhan, mereggang nyawa.

Selama peperangan itu terjadi, Elizabeth tidak hanya berdiam di Kerajaan Amethyst saja. Ia juga berkunjung ke Kerajaan Ruby untuk melihat kondisi di sana.

Karena Kerajaan Ruby masih menolak kepemimpinan Sapphire, Ratu Monica pun terbunuh dalam peperangan itu. Tentu saja Raja Hannes dan putranya belum mengetahui kabar itu.

Crystallium ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang