"Berarti kita tinggal mengikuti jalur pegunungan ini kan?" tanya Charlotte pada Matthew dan Peter.
"Betul, Putri. Kita hanya perlu terbang lurus saja," jawab Matthew sambil terus fokus mengendalikan lajunya.
"Kalau kita istirahat setiap enam jam sekali, kira-kira sampainya kapan ya?" tanya Peter dari belakang. Ia harus sedikit berteriak agar suaranya terdengar.
"Tiga hari adalah waktu yang ideal, Pete," sahut Matthew yang juga dengan sedikit berteriak agar Peter dapat mendengar suaranya.
Peter kali ini melesat cepat agar ia dapat terbang berdampingan dengan Matthew dan Charlotte.
"Kalau nanti malam aku menjadi manusia, kamu mau kan membawaku juga?" tanya Peter pada Matthew.
Naga itu menatap Peter sekilas dan langsung memfokuskan pandangannya lagi agar tidak menabrak.
"Tentu saja. Semoga kamu tidak berat ya," jawab Matthew bercanda.
"Wah, Matthew, kamu bisa bercanda juga? Kupikir kamu adalah naga yang tegas dan kaku," celetuk Charlotte tiba-tiba.
"Sebetulnya aku bisa, Putri. Namun, aku mencoba untuk tetap menyeimbangkan profesionalitasku juga." Matthew menjawab dengan nada sopan.
"Bisakah kamu tidak memanggilku 'Putri'?" Charlotte mengelus kepala Matthew sambil bertanya dengan nada usil.
"Eh? Te--tentu saja tidak bisa!" Matthew tergagap.
Peter sudah tergelak sambil berputar-putar di hadapan mereka.
Perjalanan mereka selama dua hari pertama tampak mulus-mulus saja. Mereka akan beristirahat setiap enam jam sekali, Matthew membawa Peter ketika ia menjadi manusia, dan begitu seterusnya. Tidak ada rintangan yang berarti.
Sampai pada malam kedua, ketika mereka sedang beristirahat di sebuah ceruk pegunungan (seperti gua), hujan lebat turun disertai petir dan kilat. Angin kencang bertiup di mana-mana. Lolongan serigala membangunkan Charlotte dari tidurnya.
"Matthew, Peter, bangun." Charlotte menggoyang-goyangkan tubuh Matthew dan Peter. Oh, tentu saja Matthew masih berbentuk naga. Ingat kan bahwa hanya sapu terbang yang bisa berubah menjadi manusia di malam hari?
"Ada apa, Putri?" Matthew langsung terbangun dengan sigap. Peter masih bergelung dalam kantung tidurnya, enggan untuk terbangun.
"Aku mendengar lolongan serigala." Charlotte mendekat ke Peter dan Matthew.
"Tenang, Putri. Aku akan mencoba mengecek kondisi di luar," kata Matthew sebagai naga yang berjiwa perlindung. Baginya, kewajiban untuk melindungi Putri Charlotte adalah yang utama.
Rintik hujan yang membasahi kulit Matthew yang tebal tidak membuatnya mundur. Sebaliknya, ia berjalan keluar ceruk, mencari sumber suara.
Lalu, secara tiba-tiba, seekor serigala besar melompat ke arah Matthew. Sontak Charlotte berteriak dan Peter pun terbangun. Matthew, yang tubuhnya jauh lebih besar daripada serigala itu langsung menepis serigala itu hingga terpental jauh.
"Pergilah! Jangan ganggu kami!" teriak Matthew pada serigala itu. Jangan lupa, di Benua Crystallium, semua hewan dapat berbicara.
Serigala itu tidak menjawab. Ia malah berjalan mendekati Matthew yang sudah memasang posisi siap siaga kalau-kalau serigala itu menyerangnya lagi. Namun, hal yang dikhawatirkan tidak terjadi.
Serigala itu malah terdiam, lalu perlahan-lahan wujudnya pun berubah. Serigala itu berubah menjadi seorang gadis berambut putih.
Charlotte, Matthew, dan Peter yang menyaksikan kejadian itu sontak ternganga. Mereka terkejut bukan main. Pasalnya, di Benua Crystallium, tidak ada sihir yang dapat membuat manusia menjadi binatang. Begitu pula sebaliknya, tidak ada sihir yang dapat membuat binatang menjadi manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystallium ✔
FantasyCharlotte "Madelyn" Langston, Putri Mahkota Kerajaan Amethyst dengan jiwa petualang. Ia ingin naik naga dan kerap kali keluar istana dengan sihir penyamaran--menyamarkan warna mata dan rambutnya. Petualangannya dimulai ketika ia menemukan...