Pagi ini, Charlotte terbangun dengan mata yang sembab akibat menangis semalaman.
"Selamat pagi, Charlotte," sapa Peter yang sudah bangun duluan.
"Pagi, Pete," balas Charlotte dengan suara serak khas bangun tidur.
"Ah, besok aku akan menikah." Tiba-tiba, Charlotte teringat dengan beban yang semalam membuatnya menangis terisak-isak.
Tok, tok, tok!
Ketukan di kamar tidur Charlotte terdengar. Ia terdiam sejenak untuk berpikir siapa kira-kira yang mengetuk pintu kamarnya di pukul tujuh pagi.
Tentu saja tidak mungkin tiga kembar, mereka pasti akan langsung menerobos masuk, pikir Charlotte sambil terkekeh.
"Masuk!" seru Charlotte mempersilakan siapapun yang mengetuk pintunya untuk masuk.
Kenop pintu diputar, memperlihatkan seorang dayang yang berdiri di depan pintu kamar Charlotte.
"Salam hormat untukmu, Putri Charlotte," sapa dayang itu sambil menunduk.
"Halo, Dayang Stephanie." Charlotte membalas sapaan dayangnya itu. "Tumben sekali mencariku ke kamar. Ada apa?"
"Raja Claude memanggil Anda ke ruang takhta sekarang, Putri Charlotte," kata Dayang Stephanie menyampaikan pesan.
"Papa memanggilku?" tanya Charlotte kebingungan.
"Ah, baiklah, terima kasih, Dayang Stephanie. Kamu boleh kembali sekarang," ucap Charlotte mempersilakan Dayang Stephanie untuk kembali.
"Terima kasih, Putri Charlotte," balas Dayang Stephanie sambil menunduk, lalu keluar dari kamar tidur Charlotte.
Sepeninggalan Dayang Stephanie, Charlotte menghembuskan napas berat.
"Apa lagi ya yang ingin dikatakan Papa kepadaku?" tanya Charlotte pada Peter.
"Entahlah, Charlotte. Ayo, sekarang kita temui saja beliau," ajak Peter.
"Oh ya, lebih baik kamu cuci muka dulu. Matamu sangat sembab tuh," lanjut Peter dengan nada meledek.
"Dasar, Peter!" seru Charlotte yang berusaha menangkap Peter, tetapi Peter sudah melesat terbang terlebih dahulu.
"Bweee, tidak kena." Peter berputar-putar di langit-langit kamar tidur Charlotte.
"Sudah ah, aku mau mandi," kata Charlotte sambil tergelak dan berjalan menuju kamar mandi.
Tujuh menit adalah rekor tercepat seorang Charlotte "Madelyn" Langston untuk mandi. Setelah mandi, ia bergegas memakai terusan putihnya yang sederhana dan menyemprotkan sedikit wewangian.
"Ayo, Pete, kita ke ruang takhta," ajak Charlotte sambil berjalan menuju pintu kamarnya.
"Eh, sebaiknya aku menunggu di kamar saja deh. Tidak enak kalau aku ikut mendengar apa yang akan Raja Claude katakan," tolak Peter pelan.
Charlote tampak berpikir sejenak. Kemudian, ia mengiyakan perkataan Peter.
"Benar juga sih. Yasudah, nanti pasti akan kuceritakan padamu. Aku pergi dulu ya," pamit Charlotte yang lalu menutup pintu.
---
"Selamat pagi, Papa," sapa Charlotte begitu ia berjalan memasuki ruang takhta.
"Charlotte." Raja Claude bangkit dari balik meja kerjanya begitu ia melihat Charlotte datang.
"Ada apa, Pa?" tanya Charlotte tanpa basa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystallium ✔
FantasyCharlotte "Madelyn" Langston, Putri Mahkota Kerajaan Amethyst dengan jiwa petualang. Ia ingin naik naga dan kerap kali keluar istana dengan sihir penyamaran--menyamarkan warna mata dan rambutnya. Petualangannya dimulai ketika ia menemukan...