Setelah menempuh perjalanan selama tiga hari, rombongan Charlotte, Peter, dan Matthew pun kembali ke Kerajaan Amethyst dengan selamat. Dewi Malam sudah bertakhta di langit ketika mereka tiba di Kerajaan Amethyst.
Kepulangan mereka tidak disambut dengan meriah karena takut misi ini ketahuan oleh kerajaan lain. Mereka hanya disambut oleh Raja Claude dan Ratu Madelyn beserta ketiga adik kembar Charlotte yang sudah menunggu di aula kerajaan.
"Yey! Kak Charlotte pulang!" Chrstine langsung meloncat ke pelukan Charlotte.
"Kok pulangnya cepat sekali, Kak?" tanya Cassie yang juga ikut memeluk Charlotte.
"Hee, katanya kangen sama Kakak?" Charlotte berjongkok agar ia bisa memeluk ketiga adik kembarnya itu.
"Huhuhu, kangen banget...." Celine menangis lagi.
"Eh? Kok malah nangis.... Jangan nangis dong," hibur Charlotte sambil mengelus puncak kepala adiknya.
"Benar juga kata Cassie. Kok cepat sekali kamu sudah kembali?" tanya Raja Claude yang berdiri di hadapan Charlotte.
"Apakah kamu berhasil menjalankan misimu?" tanya Ratu Madelyn menimpali.
Charlotte tersenyum lebar. Ia melepaskan pelukan ketiga adiknya, lalu berdiri berhadapan dengan Raja Claude dan Ratu Madelyn. Charlotte merogoh kantung celananya dan mengeluarkan sebuah kantung beludru.
"Berhasil, Pa, Ma." Charlotte menyerahkan kantung beludru itu pada Raja Claude. "Malahan, aku mendapatkan benih tanaman wicalyptus untuk kita tanam sendiri di sini."
Raja Claude menerima kantung itu dengan raut wajah gembira. "Wah, hebat sekali! Kamu harus menceritakan pada Papa bagaimana kamu bisa mendapatkan ini."
"Hebat, Nak. Ayo, kita bercerita sambil makan malam. Kalian pasti lapar," ajak Ratu Madelyn sambil menggiring keempat anaknya ke ruang makan.
Matthew sudah dikembalikan ke kandang naga dan Peter ikut makan malam bersama mereka karena saat ini Peter sudah berwujud manusia.
"Bagaimana kamu bisa mendapatkan benih wicalyptus ini, Nak?" tanya Raja Claude sambil menyendok makanannya.
Topik percakapan untuk makan malam kali ini sudah diputuskan. Mereka akan membahas petualangan Charlotte dalam mencari tanaman wicalyptus. Setelah Charlotte selesai menceritakan kisah petualangannya, Raja Claude, Ratu Madelyn, dan tiga kembar hanya bisa berdecak kagum.
"Papa bangga sekali padamu, Charlotte. Kamu bisa mengingat cerita-cerita Papa tentang asal usul sihir terlarang itu." Raja Claude memuji Charlotte.
"Akhirnya Papa tahu bahwa benua itu bernama Florentium," lanjut Raja Claude.
Ratu Madelyn mengangguk dan berkata, "aku setuju bahwa anggaran kerajaan kita seharusnya dialokasikan untuk ekspedisi ke benua lain. Selama ini kita hanya tahu benua kita sendiri saja kan."
"Akan kupertimbangkan segera," sahut Raja Claude. "Oh ya, apakah kamu tahu siapa nama gadis dari Rose itu?"
Charlotte menggeleng. "Tidak. Bella tidak bercerita lebih lanjut lagi terkait gadis itu."
"Ah, begitu...." Raja Claude menggaruk tengkuknya. "Tidak masalah sih. Toh, itu hanyalah masa lalu."
"Seru banget, Kak Charlotte! Aku juga ingin ikut berpetualang," kata Celine dengan nada manja.
"Boleh, nanti ya setelah kalian sudah lebih besar--" Kalimat Charlotte terhenti ketika ia menyadari sesuatu.
"Astaga! Tiga hari lagi ulang tahun si kembar!" pekik Charlotte dengan senyum lebar. "Pa, Ma, bagaimana kalau kita adakan pesta untuk mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystallium ✔
FantasyCharlotte "Madelyn" Langston, Putri Mahkota Kerajaan Amethyst dengan jiwa petualang. Ia ingin naik naga dan kerap kali keluar istana dengan sihir penyamaran--menyamarkan warna mata dan rambutnya. Petualangannya dimulai ketika ia menemukan...