BAB 33: AKHIR DARI SEGALANYA

109 55 56
                                    

Untuk menggerus seluruh tanaman wicalyptus yang dibawa oleh Charlotte menjadi pasta, dibutuhkan waktu lima belas menit.

Namun, dengan bantuan Peter dan Raymond, waktu yang dibutuhkan untuk menggerus seluruh tanaman wicalyptus itu hanyalah lima menit. 

"Nah, sudah selesai," kata Charlotte sembari memasukkan pasta itu ke dalam mangkuk kecil. "Terima kasih atas bantuannya."

"Tidak masalah," jawab Raymond sambil tersenyum. "Toh ini adalah perang kita bersama."

Peter mengangguk tanda setuju. "Karena kita tidak bisa ikut berperang dengan menggunakan senjata, maka kita akan berperang dengan cara yang cerdas."

"Keren sekali kalimatmu, Pete," puji Charlotte terkekeh.

"Kerja bagus, anak-anak." Raja Claude berjalan menghampiri mereka bertiga.

"Aku belum sempat memuji idemu, Raymond. Itu ide yang sangat cerdas," kata Raja Claude pada Raymond.

"Terima kasih banyak, Raja Claude." Raymond menggaruk tengkuknya. Ia salah tingkah karena dipuji oleh Raja Claude.

"Oh, sebetulnya ada sesuatu yang ingin kutanyakan, Raja Claude," tambah Raymond lagi.

"Apa itu? Tanyakan saja." Raja Claude tersenyum ramah.

"Uhm, be--begini." Raymond terbata. "Aku penasaran, jika sihir terlarang tidak bisa menambah kekuatan pada raga seseorang, berarti sihir terlarang tidak sehebat itu dong?"

Raja Claude tampak berpikir sejenak.

"Betul," jawab Raja Claude. "Sihir terlarang hanya akan membuat seseorang mampu memanipulasi pikiran rakyat biasa. Itu pun ada kekuarangannya, yaitu ia tidak bisa memanipulasi pikiran anggota keluarga kerajaan."

"Kemudian, sihir terlarang tidak akan membuat raga seseorang menjadi lebih kuat. Kekuatan fisiknya akan sama saja seperti sebelum ia menggunakan sihir terlarang. Bedanya, ia bisa melayang. Itu saja," tambah Raja Claude.

"Berarti..., yang harus dilakukan dalam menghadapi sihir terlarang adalah langsung melumpuhkan sang pemakai. Dengan begitu, semua rakyat yang berpihak padanya juga akan tersadar," kata Raymond menyimpulkan.

"Benar sekali. Kita harus menumbangkan Elizabeth dengan rencanamu itu, Raymond." Raja Claude tersenyum. 

"Lalu, ada satu masalah lagi, Raja Claude. Waktu itu, aku melihat Raja Hannes dan Arthur terpental ke dinding karena ayunan tangan dari Elizabeth. Bukankah itu berarti bahwa ia cukup kuat?" tanya Raymond sambil berpikir keras.

"Begini, Nak Raymond." Raja Claude memegang pundak Raymond. "Sihir terlarang yang dapat membuat orang terpental itu harus dilakukan dari jauh."

"Apabila ia ingin membuatku terpental, maka kulitnya tidak boleh bersentuhan denganku. Nah, apabila kita menahan tangan dan kakinya, otomatis ia tidak dapat membuat kita terpental karena kita bersentuhan dengannya," lanjut Raja Claude sambil tersenyum.

"Oh..., seperti sihir milik Papa yang dapat menghancurkan benda-benda itu?" tanya Charlotte memastikan.

"Nah, persis seperti itu!" seru Raja Claude antusias.

Raymond mengangguk mendengar penjelasan Raja Claude, tanda mengerti. 

"Berarti sihir terlarang benar-benar banyak pantangannya." Ia terkekeh.

"Kak Raymond, Kak Raymond, aku mau bertanya juga," kata Cassie dengan nada imut.

"Ada apa, Cass?" Raymond berjongkok agar tingginya sejajar dengan Cassie.

Crystallium ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang