BAB 22: KEBENARAN

138 76 74
                                    

Jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas ketika Charlotte selesai mandi. Aduh, terlambat nih, batinnya.

"Charlotte, cepat! Sudah pukul sebelas nih!" teriak Peter sambil terbang dengan rusuh memasuki kamar Charlotte.

"Iya, iya, bentar lagi!" seru Charlotte sambil menyemprotkan parfumnya.

Peter melesat keluar dari kamar Charlotte, diikuti dengan Charlotte yang berlari kecil. Belum sempat Charlotte keluar dari pintu utama, terdengar langkah kaki kecil berlarian menuju Charlotte.

"Kak Charlotte, tunggu!" Cassie menabrak tubuh Charlotte. 

"Hosh, hosh...." Napas Celine dan Christine terdengar tidak beraturan akibat berlari.

"Eeh? Ada apa? Kok lari-larian begitu." Charlotte berjongkok agar tingginya sama dengan ketiga adik kembarnya.

"Kami mau Kak Charlotte yang memotong rambut kami," kata Cassie mewakili kedua adik kembarnya yang lain.

Celine dan Christine hanya mengangguk tanda setuju. Tentu saja dengan raut wajah yang menggemaskan.

"Bukankah Miss El yang akan memotong rambut kalian?" tanya Charlotte sambil mengelus puncak kepala Cassie.

Tiga kembar mengangguk serempak.

"Tapi kami mau Kak Charlotte yang duluan memotong rambut kami...," kata Celine sambil mengulum bibirnya.

Christine mengangguk kencang. "Sedikit saja nggak apa kok, Kak."

Charlotte tersenyum menatap adik-adiknya. Hatinya terasa hangat karena ternyata ketiga adik kembarnya begitu menyayangi dirinya.

"Boleh, boleh. Dengan senang hati." Charlotte berdiri dari jongkoknya. "Mau potong di mana?"

"Di sini saja, nggak apa Kak," jawab Celine cepat.

Belum sempat Charlotte bertanya kok di sini? Memangnya ada gunting?, Cassie sudah mengacungkan gunting yang ia simpan di dalam saku gaunnya (ingat kan ketika kudeskripsikan mengenai pakaian di benua ini?)

"Eeh, kenapa mengantongi gunting?! Kan bahaya," pekik Charlotte begitu ia melihat apa yang diacungkan oleh Cassie.

"Sini, sini." Dengan sigap Charlotte merebut gunting itu dari tangan Cassie. "Jangan kantongi benda tajam lagi ya."

"Iya, Kak...," lirih Cassie pelan. Dalam hatinya, ia merasa sangat senang.

"Maaf ya, Kak, kami membuat Kakak terlambat," kata Celine pelan.

"Kami tahu kok Kakak mau berkencan dengan Pangeran Raymond." Cassie berkata dengan nada jahil.

Mendengar perkataan Cassie, Charlotte langsung menatap ke arah Peter.

Dasar, tersangka utama. Pasti Peter yang membocorkan pada tiga kembar bahwa aku ingin bertemu dengan Raymond, batin Charlotte geram.

Peter hanya terbang ke sana ke mari, pura-pura tidak mendengar percakapan mereka.

"Haish, sudah, sudah. Ayo, hadap belakang. Kakak potong rambutnya," perintah Charlotte yang langsung dituruti oleh ketiga adik kembarnya. Mereka dengan sigap menghadap belakang dan berbaris sejajar.

"Gemas sekali sih," kata Charlotte sambil memotong rambut mereka satu persatu. Charlotte hanya memotong rambut mereka sepanjang dua sentimeter, menyisakan lebih banyak bagian untuk dipotong oleh El.

"Sudah selesai." Charlotte tersenyum dan membalikkan badan mereka. "Nih, kalian simpan rambut kalian masing-masing."

"Asiiik, terima kasih Kak Charlotte!" Ketiga kembar mengambil rambut mereka dan serempak memeluk Charlotte.

Crystallium ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang