BAB 4: PERBURUAN

296 126 88
                                    

Mentari pagi menyelimuti Crystallium, membangunkan setiap warganya yang sedang terlelap. Begitu pula dengan penghuni Kerajaan Amethyst.

"Kak, bangun!"

"Kakak, bangun dooong!"

"Kak Charlotte!"

Merasa familiar dengan adegan ini? Betul. Ini adalah ketika ketiga adik kembar Charlotte membangunkannya dengan penuh semangat. Pagi ini juga sama. Namun, tujuan tiga kembar kali ini adalah untuk mengajak kakaknya sarapan bersama.

"Kak, bangun! Disuruh Papa sarapan bareng Mama juga."

Perkataan Christine lagi-lagi berhasil membangunkan Charlotte dari tidurnya. Christine tampaknya adalah si kembar yang logis, yang hanya dengan perkataan saja berhasil membuat kakaknya tersadar.

Papa yang dimaksud adalah Raja Kerajaan Amethyst, Raja Claude Langston. Biasanya, karena Raja Claude sangat sibuk dengan berbagai urusan kerajaan, mereka bahkan tidak sempat untuk sekadar sarapan bersama.

Apabila ketiga kembar dan Charlotte dipanggil untuk sarapan bersama ayah dan ibu mereka, pastilah ada sesuatu yang sangat penting untuk disampaikan. Atau bisa saja mereka hanya kangen.

"Eh, betulan? Mendadak banget." Charlotte terduduk di atas ranjangnya dan mengucek matanya.

"Kangen kali." Cassie mengangkat bahunya. "Huh, kenapa sih Kak Charlotte bangunnya selalu siang?"

Charlotte terkekeh dan bergerak menuju kamar mandi. "Oke, Kakak mandi dulu ya."

Lima belas menit adalah waktu yang ideal menurut Charlotte untuk mandi dan bersiap-siap. Setelah ia mengenakan terusan berwarna putih keemasan yang senada dengan rambut pirangnya dan menyemprotkan wewangian, ia sudah siap.

Charlotte dan tiga kembar berjalan serentak menuju meja makan. Raja Claude dan Ratu Madelyn sudah menunggu di meja makan.

"Pagi Pa, pagi Ma," sapa Charlotte dan tiga kembar bersahut-sahutan sambil mencium pipi kedua orang tuanya bergantian.

Setelah membalas sapaan keempat anaknya, Raja Claude mempersilakan mereka duduk di bangku masing-masing. Sarapan dikeluarkan oleh para pelayan. Mata Cassie berbinar-binar karena senang dapat sarapan bersama kedua orang tua mereka dan sarapan kali ini benar-benar menggugah selera.

"Papa dan Mama kangen sekali sama kalian." Raja Claude membuka percakapan.

"Tuh kan, sudah kubilang mereka kangen kita." Cassie menyikut Celine dan Christine yang hanya mengangguk karena terganggu dengan sikutan Cassie.

Ratu Madelyn tersenyum melihat tingkah anak-anaknya yang sangat ia rindukan.

"Kami juga kangen sarapan bareng Papa dan Mama." Charlotte sebagai anak tertua membalas ucapan ayahnya itu.

Mereka melanjutkan sisa sarapan dengan bercengkrama dan membicarakan mengenai perjalanan-perjalanan Raja Claude, nilai Matematika tiga kembar, pelajaran Etika Kerajaan Charlotte, serta pencarian guru balet untuk si kembar.

Bahkan di Benua Crystallium sekalipun, Matematika tetap merupakan hal yang penting untuk dipelajari.

"Oh ya, omong-omong, nanti malam kita akan kedatangan tamu kerajaan," ucap Raja Claude tiba-tiba. "Pukul tujuh malam nanti kalian harus sudah bersiap ya untuk berkumpul di ruang makan ini."

"Siap, Pa," balas Charlotte sambil meminum air putihnya.

"Yes! Semoga saja mereka punya kembar tiga juga." Cassie berseru.

Celine menunjukkan raut wajah kocak. "Nggak mungkin lah. Kita itu kembar tiga paling langka di seluruh benua ini tahu!"

Raja Claude dan Ratu Madelyn tertawa renyah. Mereka menghabiskan sarapannya dengan celotehan-celotehan riang si kembar. Sungguh sebuah potret keluarga yang hangat dan menyenangkan.

Crystallium ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang