Memory

1.9K 221 30
                                    

Happy 5k reads🎉🎉🎉 makasih banget buat kalian yang udah mau luangin waktu kalian buat baca cerita absurd ini💜I am truly grateful for the support and appreciation. I don't know how to describe my happiness. Thank you very much💜💜

I hope you enjoy this story(•ө•)♡

Happy reading:)

π√π√π√π

"Kalau kamu menyukai nya, katakan pada ku! Maka aku akan melepaskan nya untuk mu!"

"Tidak. Kamu salah paham. Aku tak memiliki hubungan apapun dengan nya,"

"Tidak usah mengelak lagi! Aku sudah lihat semuanya!"

"Kamu salah paham. Aku hanya sedang membantu bisnis nya saja. Sungguh tidak lebih,"

"Untuk apa terus membohongi ku? Aku sudah melihat semuanya kemarin. Kenapa kamu tidak terus terang saja padaku? Apakah kamu masih menganggap ku sahabat mu?"

"Dengarkan dulu penjelasan ku,"

"J-Jika kamu menginginkan nya maka aku akan melepaskan nya untuk mu,"

"Tidak Ru, tidak."

Wanita berambut panjang itu langsung menarik sahabatnya yang ia panggil "Ru" kedalam pelukannya. Mereka berdua sudah bersahabat sejak kecil. Mereka jarang sekali terlibat pertengkaran hebat seperti ini. Dan ini adalah ke-7 kalinya mereka berdua bertengkar hebat setelah bersahabat selama hampir 24 tahun.

Wanita yang dipanggil "Ru" itu menumpahkan air matanya dalam pelukan sahabatnya.

"Aku tidak mungkin merebut nya dari mu. Dia hanya mencintai mu. Sangat mencintai mu. Aku mohon percaya lah padaku kali ini. Aku... Aku tak ingin kita bertengkar seperti ini. Aku tak ingin kamu meninggalkan ku juga seperti mereka. Tolong. Hiks..."

"Maafkan aku... Maaf... Aku hanya ingin melihat sahabat ku bahagia. Jika melepas dia bisa membuat mu bahagia, aku akan merelakan nya,"

"Tidak. Aku tau kamu bahagia dengan lelaki itu. Aku tak mungkin merebut kebahagiaan sahabat ku. Maafkan aku karena sudah membuat mu salah paham. Maaf."

Wanita bermata hijau dan ungu itu semakin mengeratkan pelukannya pada sang sahabat yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri. Setelah hampir dua jam saling beradu argumen, akhirnya mereka bisa menyelesaikan masalah tersebut tanpa melukai satu sama lain.

🍂🍂🍂🍂🍂

"Bundaa~"

"Iya sayang?"

"Ayo kita pulang. Kenapa bunda sangat betah berlama-lama disini?"

"Kamu mau pulang? Ayo sana ajak hyung mu pulang,"

"Bun, aku ingin pulang bersama bunda. Aku ingin mandi bersama bunda. Aku rindu masakan bunda,"

"Van, bunda itu sedang sakit, berhentilah merajuk seperti itu,"

"Memangnya kenapa? Aku ingin pulang bersama bunda pokoknya!"

Wanita yang dipanggil "bunda" itu terkekeh pelan melihat interaksi kedua putra nya yang terlihat sangat menggemaskan.

"Bunda, apa perut bunda sakit? Kenapa perut bunda semakin besar? Kan adik bayi nya sudah keluar," tanya salah satu putranya yang terlihat bingung

Wanita berparas cantik dengan mata teduh dan kepala yang tertutup hijab yang dipanggil "bunda" itu lagi-lagi hanya bisa tertawa gemas karena pertanyaan salah satu putra nya.

"Sayang, di dalam perut bunda ini masih ada adik bayi nya,"

Sontak semua putra nya itu membulatkan mata terkejut sekaligus tidak mengerti. Bagaimana bisa? Mereka sama sekali tak mengerti kenapa di dalam perut bunda nya itu masih ada adik bayi? Kenapa tidak dikeluarkan semua saja? Kenapa harus satu-satu?

Akhirnya sebuah pertanyaan muncul dari salah satu putranya yang tadi bertanya.

"Kenapa adik bayinya masih betah di perut bunda? Memangnya adik bayi sedang marahan ya makanya tidak ikut keluar juga?" tanya nya polos

Wanita itu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia bingung harus menjawab apa untuk pertanyaan nyeleneh salah satu putranya itu. Sepertinya rasa penasaran salah satu putranya itu sudah terlampau besar hingga pertanyaan aneh itu bisa muncul. Melihat putra nya yang lain juga menanti jawaban sang bunda, membuat dirinya semakin bingung.

"Hyung, ayo ajak adik-adik mu untuk makan siang, kalian harus makan agar sehat dan kuat," perintah wanita itu lembut pada putra sulungnya

Salah satu putra nya baru saja akan protes karena pertanyaan nya belum di jawab namun lengannya sudah lebih dulu ditarik oleh kakak nya. Mereka pergi meninggalkan sang bunda yang menghela nafas lega. Sepertinya ia harus menyuruh suami nya membawa putra mereka ke konseling nanti.

Ia lalu mengalihkan pandangannya pada perut buncitnya lalu mengelusnya lembut.

"Bunda tidak sabar melihat mu lahir nak. Kira-kira bagaimana ya reaksi para kakak mu saat melihat mu lahir nanti? Tumbuh dengan sehat ya kamu di dalam sini," gumam wanita itu sambil terus mengelus perutnya dengan lembut

🍂🍂🍂🍂🍂

"Hei anak cengeng! Kamu masih saja suka menangis di tempat ini!"

"Kamu? Ngapain disini?"

"Kamu sendiri ngapain disini? Anak kecil tidak boleh kesini sendirian!"

"Kamu juga sendirian,"

"Tidak, aku bersama dua sepupu ku. Lihat disana!"

"Aku biasa kesini bersama kakak ku. Tapi karena kakak ku sekarang sudah tidak ada disini, jadi aku pergi sendiri,"

"Jadi itu alasan mu selalu menangis disini? Karena kamu merindukan kakak mu?"

"Iya,"

"Memang nya dimana kakak mu sekarang?"

"Tidak tau. Dia pergi tanpa memberitahu ku,"

"Baiklah, bagaimana kalau sekarang kita berteman?"

"Kamu mau berteman dengan ku?"

"Tentu saja. Siapa nama mu?"

"Kamu bisa memanggil ku Res."

Bersambung...

Gimana memory kali ini? Udah aku kasih pencerahan tuh

Terima kasih sudah mampir

See you next chapter 👋🏻👋🏻👋🏻

Nrh7903💜
✨11-07-20✨

A Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang