Memory

1.4K 224 45
                                    

Ayo vote semua chapter nya, masih ada tiga chapter yg di bawah 60 vote ಥ‿ಥ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayo vote semua chapter nya, masih ada tiga chapter yg di bawah 60 vote ಥ‿ಥ

I hope you enjoy this story (•ө•)♡

Happy reading:)

π√π√π√π

Tak terasa sudah 1 tahun lebih Dara bersahabat dengan Izra. Sudah banyak hari yang mereka lalui bersama. Setiap bersama Izra, Dara selalu merasa seperti sedang bersama Ajil. Semua dalam diri Izra mengingatkan Dara pada Ajil sang kakak. Begitupun yang dirasakan Izra selama bersahabat dengan Dara. Semua dalam diri Dara mengingatkan nya pada Hyung dan Nuna nya.

"Sudah Ru, aku sudah tidak kuat, kita istirahat dulu ya," pinta Izra dengan nafas terengah

"Kamu sudah lelah?" tanya Dara

Izra mengangguk pelan dan mulai merebahkan tubuhnya. Ini adalah latihan mereka yang ketiga dalam minggu ini.

Saat Izra mengatakan ingin menguruskan badan, Dara tentu dengan senang hati membantu Izra. Kebetulan ia juga suka membantu Ajil dalam menurunkan berat badan.

"Padahal belum ada satu jam kita bermain basket," celetuk Dara

"Berlari mengejar bola itu melelahkan sekali," keluh Izra

"Minum ini," ucap Dara menyodorkan sebotol air pada Izra

Izra menerima air itu kemudian tersenyum "gomawo,"

"Eumm.." gumam Dara mengangguk

Sambil menunggu Izra beristirahat, Dara memilih untuk kembali bermain basket. Dari tempat nya duduk, Izra tak henti-hentinya tersenyum sambil memperhatikan permainan Dara. Tak jarang Izra akan bersorak senang saat Dara berhasil mencetak three points.

Saat awal-awal Izra sering merasa bingung pada Dara, karena biasanya para anak perempuan akan lebih memilih bermain boneka atau masak-masakan untuk menghabiskan waktu luang, Dara justru malah memilih bermain basket yang notabene nya disukai oleh anak laki-laki. Namun saat Dara mengatakan ia memiliki banyak kakak laki-laki kini Izra sudah tidak heran lagi.

"Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa bertahan, Dara-ya aku sangat menyayangimu," gumam Izra sambil tersenyum melihat permainan Dara

Selesai bermain sendiri Dara mulai merasa lelah dan memilih untuk ikut merebahkan tubuhnya di samping Izra.

"Lelah?" tanya Izra lembut

"Iya, tapi setidaknya aku sudah mencetak lebih dari 60 poin," jawab Dara sambil mengatur nafasnya

"Kamu memang jagonya di bidang ini," puji Izra

Dara hanya tersenyum. Untuk beberapa saat mereka berdua saling terdiam menikmati keheningan.

"Nanti malam mau bertemu di sungai Han?" tanya Dara setelah cukup lama terdiam

"Umm... Iya," Izra mengangguk ragu

"Mungkin aku akan sedikit terlambat," lanjutnya

🍂🍂🍂🍂🍂

Tak terasa sudah lebih dari 2 minggu pasca musibah itu. Semua kejadian itu seakan menghancurkan Athalla hingga ke titik terkecil dalam dirinya. Ia merasa gagal sebagai seorang Ayah untuk semua anak-anaknya.

Saat ini Athalla benar-benar kacau. Mata sayu karena kurang tidur, lingkar hitam di bawah matanya, pekerjaan nya terbengkalai, banyak rapat penting yang ia tinggalkan, dan untuk sementara ini Syera yang mengambil alih perusahaan.

Bahkan kemarin -setelah semua anak laki-laki nya berkumpul- untuk pertama kalinya Athalla menunjukkan emosinya pada mereka. Kemarin, Athalla kuasai oleh rasa marah yang luar biasa. Ia membentak, memarahi, dan memukul mereka.

Terutama pada Devano yang sudah menghamili gadis dan membuat gadis itu bunuh diri. Meskipun berdasarkan hasil persidangan Devano dinyatakan tidak bersalah. Tetap saja itu adalah sebuah kesalahan yang amat fatal.

Lihat sekarang? Hal itu berimbas pada Dara yang di perkosa dan harus melakukan operasi pengangkatan rahim.

Penjelasan sang dokter usai operasi pun masih terus berputar di kepala Athalla hingga saat ini.

"Efek dari operasi histerektomi ini pasien tidak akan memiliki keturunan, juga tidak mengalami siklus menstruasi seperti kebanyakan wanita pada umumnya. Belum lagi ada benturan keras pada kepala pasien yang bisa saja menyebabkan gegar otak. Hingga saat ini kami masih memantau perkembangan pasien, untuk pengujian selanjutnya akan dilaksanakan saat pasien sudah sadar." jelas sang dokter

🍂🍂🍂🍂🍂

Hari ini Athalla pergi ke pemakaman, ia berdiri menatap sebuah nisan dengan nama 'Tanaka Mizuka' di atasnya.

"Assalamu'alaikum, Zu. How are you?" sapa Athalla sambil meletakkan buket bunga

"Zu, maaf karena aku sudah menjadi ayah yang gagal untuk anak-anak. Aku gagal mendidik mereka. Aku lalai dalam menjaga anak-anak, maafkan aku Zu,"

Tangis Athalla pecah saat ini juga, rasanya sesak mengingat bagaimana perlakuan kasarnya pada anak-anak beberapa hari yang lalu. Athalla adalah sosok yang lembut dan tak pernah melakukan kekerasan sedikit pun pada semua anaknya, namun beberapa hari yang lalu untuk pertama kalinya ia berbuat kasar. Dan itu semakin mengganggu pikiran nya.

"Rasanya aneh, seharusnya aku mengadu pada Haru, namun aku malah menemui mu," Athalla terkekeh pelan kemudian melanjutkan kalimatnya "Keadaan ini sangat menyulitkan ku, Zu."

Bersambung...

Huhuuuu gak nyangka ternyata banyak yang minat cerita abal-abal ini. Hiks aku benar-benar terharu😭😭😭

Terima kasih banyak untuk kalian semua yang sudah mau baca, vote, komen, dan menunggu cerita ini. Aku sayang kaliannn💜💜💜💜

Sesuai janji, ku bakal double update kali ini😜😚

60 vote untuk next, oke?👀👉👈

Jangan lupa vote semua chapter nya💕💕

Terima kasih sudah mampir

See you next chapter 👋🏻👋🏻👋🏻

Nrh7903💜
✨17-09-2020✨

A Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang