Chapter 27 : Berlin - Quality Time

2.2K 224 30
                                    

Mohon maaf kalo ada typo, ku mager revisi

I hope you enjoy this story (•ө•)♡

Happy reading:)

π√π√π√π

Pagi ini semua kakak Dara yang berada di rumah sedang berdiri di depan pintu utama untuk mengantar Dara sampai mobil.

Malam tadi, setibanya di rumah, tiba-tiba Gaza meminta Dara untuk ikut dengannya ke Jerman selama 1 minggu. Tentu saja setelah itu ada perdebatan panjang antara Gaza dan saudaranya yang lain. Mereka menolak keinginan Gaza untuk membawa pergi Dara.

Namun Gaza tetaplah Gaza, keputusan mutlak nya tidak bisa dibantah oleh siapapun. Saat Gaza mengeluarkan ultimatum nya, Dara tentu saja marah dan langsung masuk ke dalam kamar sambil terisak.

Jujur, Ajil ingin sekali memukul wajah Gaza karena sudah membuat Dara menangis kalau saja ia tidak ingat Gaza adalah kakaknya. Akhirnya Ajil hanya menggeram dan mengepalkan tangannya sebelum kembali ke kamarnya. Adik-adik Gaza yang lain pun pergi ke kamar masing-masing. Tak habis pikir dengan keputusan Gaza yang terkesan tiba-tiba dan memaksa.

Melihat raut wajah adik-adik nya membuat Gaza menghela nafas panjang. Bukan tanpa alasan ia memaksa Dara untuk ikut dengannya ke Jerman besok pagi. Gaza ingin meminta maaf pada Dara karena pernah bicara kasar padanya. Selain itu, Gaza ingin memeriksa kan kondisi Dara pada dokter Maureen yang kebetulan sedang berada di Jerman.

Sebenarnya pagi ini mereka ingin mengantar Dara dan Gaza sampai bandara, namun karena ini hari Kamis, mereka masih harus menjalani kegiatan mereka seperti sekolah dan bekerja.

"Jangan pergi jauh tanpa izin bang Gaza ya selama di sana," Ragil menasihati

Dara hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.

"Sampe sana jangan lupa langsung kabarin kita semua ya," Rafa ikut bersuara

Lagi-lagi Dara hanya mengangguk. Sebenarnya ia masih kesal dengan Gaza, belum hilang kekesalan nya beberapa minggu lalu, Gaza sudah membuat Dara kembali merasa kesal.

"Kamu udah pamit kan sama bang Cakra?" tanya Saga

Kakak ke-5 nya yang sedari tadi diam ikut bersuara. Padahal baru 3 hari Dara melihat Saga di rumah karena baru pulang dari Jepang, tapi sekarang ia harus pergi.

Dara kembali mengangguk sebagai jawaban. 30 menit yang lalu saat Dara hendak mengirim pesan pada kakaknya yang sedang berada di rumah sakit itu, tiba-tiba saja menelpon nya duluan.

Setelah mengucapkan salam perpisahan, Dara dan Gaza masuk ke dalam mobil.

***

Setelah 15 jam perjalanan Jakarta-Berlin, mereka berdua tiba di bandara internasional Berlin. Selama di perjalanan,  mereka habiskan saling terdiam. Bahkan hanya beberapa kali mereka terlibat obrolan singkat. Entahlah, Dara sepertinya masih enggan memaafkan Gaza. Padahal Gaza sudah berusaha untuk mengajak Dara berbicara.

Saat ini mereka baru saja selesai check in di hotel. Gaza mengantar Dara masuk ke dalam kamarnya, meletakkan koper Dara di sisi ruangan. Baru saja ia hendak ke kamarnya namun Dara dengan cepat menahan lengan Gaza.

"Bang..." lirih Dara dengan suara bergetar

Gaza yang melihat ekspresi Dara yang mendadak pucat mengerutkan keningnya bingung. Namun sedetik kemudian ia tersadar sesuatu.

Oh tidak, jangan bilang trauma Dara kambuh?

"A-ku ta-kut bang..." ucap Dara, satu air matanya berhasil lolos

A Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang