Chapter 3 : Insom

5.5K 459 114
                                    

Aku gatau ngetik apaan, masih ambyar sama para tokoh☹️

Ada yang sudah hafal ke-16 kakak Dara?😂

Yang suka ngehalu mari perapat. Mari halu bersama Dara. Jangan ragu buat komen kehaluan kalian yaww>.< Jangan lupa vote jugaa <3

Aku harap kalian bisa dapet feel dari part ini

Happy reading:)

π√π√π√π

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi dan Dara masih belum bisa memejamkan matanya. Padahal ia sudah sangat lelah, namun matanya tak mau terpejam. Sudah berkali-kali ia menelfon Nuna Syera namun tak diangkat. Seperti nya Nuna sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Sebenarnya Dara itu mengalami insomnia. Ia takkan bisa tidur jika tidak dipeluk oleh Nuna. Bukannya tak berani tidur sendiri, hanya saja, Dara selalu bermimpi buruk jika tidak di peluk. Ia selalu dihantui mimpi yang sama. Yaitu dibenci oleh semua kakak nya. Meski pada kenyataannya semua kakaknya sangat menyayangi nya. Bahkan setelah ditampar oleh kenyataan pahit itu, Dara masih belum bisa menerima semuanya. Ia takut. Apakah benar jika kakak-kakaknya seperti yang orang itu katakan? Sungguh, mimpi buruk dan kenyataan pahit itu selalu menghantui Dara.

Akhirnya Dara memilih untuk bangun dan duduk di balkon kamarnya. Ia menatap ke bawah sana, ada lapangan basket yang menarik perhatiannya. Lapangan itu tidak terlalu luas namun sangat bersih.

Ia mengernyit bingung "siapa yang minta di bikinin lapangan?" pikir Dara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mengernyit bingung "siapa yang minta di bikinin lapangan?" pikir Dara

Tak mau pusing memikirkan lapangan, ia lalu menatap langit gelap diatas sana.

"Malam ini gak ada bintang?" tanya Dara pada dirinya

Ia terus menatap ke atas sana. Meski tak ada bintang, langit nya tetap indah menurut Dara. Dara memang sangat menyukai langit malam.

"Bundaa... Apa bunda bisa liat aku dari atas sana? Bun, aku udah besar sekarang. Bun, tolong ambil semua mimpi buruk ini supaya aku bisa tidur nyenyak. Aku selalu ketakutan setiap malam," gumam Dara sambil menatap langit

Dara menghapus air matanya yang jatuh. Ia tak mau menangis saat mengingat Bunda. Ia ingin Bunda tenang kalau anak perempuan nya adalah anak yang kuat dan tak pernah mengeluh.

Dara terlalu asyik memandang langit, hingga ia tak sadar kalau Andre sudah berdiri dibelakang nya. Salah nya sendiri sih tidak mengunci pintu kamar nya. Ia sangat terkejut saat Andre menyentuh bahunya.

"Astagfirullah!!" ucap Dara terkejut

"Kakak kapan masuknya?" tanya Dara

"Kenapa belum tidur?" Andre balik bertanya, tatapannya dingin

A Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang