Chapter 43 : Sekolah Baru

1.2K 189 70
                                    

I hope you enjoy this story (•ө•)♡

Happy reading:)

π√π√π√π

Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu tiba. Hari ini adalah hari pertama Dara masuk sekolah formal. Setelah kemarin berunding di ruang diskusi, mereka semua sepakat akan membuat jadwal antar-jemput untuk Dara. Hal ini dilakukan untuk melindungi Dara yang masih jadi incaran Tanaka Keiro meskipun dia sudah masuk penjara.

Namun karena sebagian dari putra Maheva sudah kembali sibuk dengan pekerjaan masing-masing di luar negeri, maka yang bertugas mengantar-jemput Dara adalah mereka yang tetap di Indonesia. Yaitu Saga, Andre, Ragil, Rafa, Azmi, Lucky, dan Ajil.

Kemarin pagi Cakra kembali ke Jepang untuk mengurus perusahaan juga Alwi yang ikut pergi karena sudah mulai kuliah. Malam harinya Samuel menyusul kembali ke Washington untuk bekerja. Dan subuh tadi Irfan juga pergi ke New York untuk pemotretan majalah.

Mulai pagi ini meja makan Maheva tidak akan seramai dulu lagi karena para putra Maheva yang sudah kembali sibuk bekerja. Dan sesuai dengan kesepakatan, Athalla setuju untuk mengerjakan semua pekerjaan nya di rumah sambil mengawasi anak-anak nya secara langsung.

"ISH BANG AJIIILLLL!!! SEPATU AKU KEMANAAA???" teriak Dara sambil menuruni tangga

Yha, sepertinya akan tetap ramai karena sekarang Dara yang akan menggantikan peran Cakra untuk berteriak di dalam rumah. Rumah ini memang tidak akan pernah tenang, pasti ada saja keributan. Terutama keributan Ajil dan Dara.

"Masih pagi Ra, udah teriak-teriak aja. Ini rumah lho, bukan hutan," tegur Kimtan yang merasa pusing mendengar teriakan Dara

"Bang, aku teriak aja bang Ajil gak nyaut, apalagi kalo cuma manggil biasa," kesal Dara

"Kalian ini kenapa lagi sih? Gak capek apa ribut mulu? Lagian sekarang kalian kenapa lebih sering berantem sih?" tanya Kimtan heran

"Pokoknya bang Ajil ngeselin banget sekarang!" sungut Dara kesal

Dara pergi menuju meja makan mendahului KimTan untuk menemui Ajil.

"Ayah... Sepatu aku di umpetin lagi sama bang Ajil," adu Dara pada Athalla

"Sepatu yang mana lagi?" tanya Athalla

"Sepatu yang kemaren di beliin bang Saga, itu kan buat hari ini aku sekolah, Yah," jawab Dara dengan wajah memelas

"Dih apaan deh. Abang gak ngumpetin sepatu kamu tuh," ucap Ajil tak terima

"Ya terus siapa lagi kalo bukan bang Ajil?" tanya Dara kesal

Ajil baru akan menjawab, namun tertahan saat Ari datang membawa sebuah kardus.

"Ra, kok sepatu kamu ada di kamar Abang?" tanya Ari sambil menunjukkan kardus sepatu

"Kok ada di bang Ari?" Dara balik bertanya

"Lah, mana Abang tau,"

Dara langsung memukul bahu Ajil keras saat melihat Ajil yang tertawa pelan. Athalla menghela nafas panjang sebelum akhirnya melerai mereka berdua.

Selesai makan, Dara duduk di ruang tamu sambil memakai sepatu. Ia benar-benar masih tidak menyangka mengambil keputusan ini. Sebenarnya, jauh di dalam hatinya, Dara masih sangat ragu dengan pilihannya ini. Namun saat melihat keluarga nya yang antusias ketika dirinya mengatakan setuju untuk bersekolah formal, Dara berusaha meyakinkan hatinya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Masih pagi udah ngelamun aja," senggol Devano lalu duduk di samping Dara

"Bang, semuanya bakal baik-baik aja kan?" tanya Dara lirih

A Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang