Chapter 11 : Melepas Rindu?

3.1K 270 100
                                    

Mungkin ini akan jadi chapter yang lumayan panjang

Kalau ada typo, mohon perbaikannya di komentar, terima kasih

Mengandung sedikit unsur dewasa

Tolong di skip kalau merasa tidak nyaman

I Hope you enjoy this story(•ө•)♡

Happy reading:)

-
-
-

Hari ini adalah hari Senin. Semuanya sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama.

Ada hal baru lagi yang Dara ketahui, meskipun nampak tak peduli satu sama lain, semua kakak nya tetap menjaga rasa kekeluargaan ini.

Dara kini sudah terbiasa mendengar suara Ragil sebagai alarm pagi nya. Ya, setiap pukul 4 pagi Ragil akan membangun kan semua anggota keluarga lewat alat komunikasi yang pernah dipakai oleh Cakra untuk membangun kan yang lain. Lalu 30 menit kemudian mereka semua sudah siap akan pergi shalat subuh berjamaah di masjid kompleks.

Ini yang dimaksud Dara semua kakaknya tetap menjaga rasa kekeluargaan ini. Setiap pagi rumah akan ramai oleh bacotan Ajil, Kimtan dan Ari yang memperebutkan apa saja. Atau perdebatan tidak jelas antara kembar tiga Alwi, Azmi, dan Lucky. Kadang Saga akan mengomel karena pusing mendengarkan perdebatan unfaedah mereka. Atau kalau mood nya sedang baik, tak jarang ia akan ikut nimbrung dalam perdebatan yang ia sebut unfaedah tadi.

Dara benar-benar merasakan hangatnya sebuah keluarga. Bersama para kakaknya membuat Dara merasa hidup kembali. Sedikit demi sedikit Dara sudah mulai kembali menjadi Dara yang dulu berkat para kakaknya.

Dara sering berpikir, bersama 10 kakaknya saja rumah sudah sangat ramai, apalagi jika ke-16 kakaknya berkumpul? Akan jadi seperti apa rumah ini?

Selesai sarapan, Ragil, Rafa, kembar tiga, dan Ajil berpamitan untuk berangkat. Sedangkan Ari dan Kimtan jadwal kuliah mereka hari ini jam 10 pagi.

Tak ada obrolan setelah makan, semua kembali ke kamar masing-masing. Saga sudah pergi duluan ke kamar nya, Ari dan Kimtan juga sudah berjalan menuju tangga. Tersisa Andre dan Dara yang masih duduk di meja makan.

"Kamu mau masuk ke kamar abang?" tanya Andre tiba-tiba

"Eh?" Dara bingung, Andre itu sedang bertanya atau sedangkan menawarkan, intonasi nya datar

"Semalem ngapain berdiri di depan kamar abang?" tanya Andre

"Oh itu, gatau lagi kangen abang aja," jawab Dara asal

Andre menaikkan sebelah alisnya bingung. Apa maksud dari ucapan Dara? Kenapa? Bukannya mereka selalu bertemu di meja makan?

"Terus kenapa gak diketuk?" tanya Andre tak mengerti

Dara cengengesan "aku takut ganggu abang tidur,"

"Lain kali kalau ada apa-apa ketuk aja, atau kalau mau masuk, masuk aja. Jangan balik lagi," ucap Andre datar

"Kata bang Ajil kamar bang Andre itu pakai sensor tubuh, makanya cuma bisa dibuka sama abang doang,"

Andre menghela nafas berat, lagi-lagi Ajil salah menanggapi. Sebenarnya Andre malas bicara panjang lebar, tapi sepertinya ia harus mengatakannya agar tidak terjadi salah paham.

"Gini ya dek, kamar abang emang dipasang alat sensor tubuh, tapi bukan berarti cuma abang yang bisa masuk. Pintu itu bisa dibuka sama bang Gaza, bang Dev, bang Saga, bang Sam, Ayah, sama kamu. Lagian gak mungkin abang se tertutup itu sama keluarga sendiri. Gimana kalo tiba-tiba abang mati di dalem kamar? Nanti siapa yang bakal tau kalau cuma Abang yang bisa buka pintu nya? Abang pasang alat itu juga bukan tanpa alasan. Bang Dev juga punya alasan kenapa dirumah ini cuma ada 20 pekerja plus si mbok. Semuanya punya alasan dek, termasuk alasan kenapa kami semua bersikeras minta kamu buat tinggal bareng," jelas Andre panjang lebar

A Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang