I hope you enjoy this story (•ө•)♡
Happy reading:)
π√π√π√π
Rasanya aneh melihat Baejin tidak menjahili Dara di sekolah hari ini. Banyak teman-teman Baejin yang bertanya mengapa ia tidak menggangu Dara namun selalu di jawab dengan sinis dan ketus.
"Iz, aku heran, kenapa Baejin hari ini tidak menggangu ku ya?"
"Kamu ini sebenarnya ingin di ganggu oleh dia ya?"
"T-tidak. Bukan seperti itu maksud ku. Aku hanya merasa heran padanya. Dia kan selalu saja mengganggu ku. Jadi, saat dia tidak menggangu ku rasanya agak aneh. Seperti..."
"Seperti apa?"
"Aku merasa lebih lega,"
Izra yang mendengar itu hanya terkekeh geli. Sedangkan Dara merengut kesal karena respon Izra.
"Kamu tidak usah khawatir lagi, mulai sekarang Baejin tidak akan mengganggu mu lagi,"
"Sungguh? Bagaimana bisa?"
"Karena..." Izra nampak berpikir sejenak lalu tertawa canggung. "Tentu saja karena aku sudah memperingatkan nya untuk tidak menggangu mu lagi,"
"Sangat meragukan!"
"Ish kamu ini!"
🍂🍂🍂🍂🍂
"Ru, kenapa ya aku suka sekali menatap mata mu?"
"Pertanyaan yang sama. Iz, kenapa ya aku suka sekali menatap mata mu?"
Untuk beberapa detik mereka terdiam sambil bertatapan lalu tertawa. Sejak Izra pulang dari Busan, mereka berdua memang sering melakukan hal seperti itu. Diam sejenak sambil menatap mata satu sama lain. Apalagi kini Izra sudah jarang memakai kacamata saat bermain bersama. Membuat Dara sadar bahwa mata Izra juga sama cantik nya seperti milik nya. Sayangnya mereka di pandang berbeda oleh orang sekitar.
"Mata mu itu benar-benar hitam pekat ya Iz. Saking pekat nya aku sampai tidak bisa melihat pantulan diri ku di dalam mata mu,"
"Ru, itu pujian atau penghinaan?"
"Terserah kamu ingin menganggap nya apa,"
"Baik, karena menurut ku itu sebuah penghinaan, aku tidak akan menunjukkan mata ku lagi pada mu,"
"Kamu tidak asik Iz!"
"Ru, aku suka sekali melihat mata mu yang berbinar seperti ini. Kamu sedang bahagia ya?"
"Eyy, aku kan selalu bahagia saat bersama mu Iz,"
"Kalau begitu, aku janji akan selalu menjaga binar mata mu itu Ru,"
Izra mengacungkan jari kelingking nya di depan wajah Dara. Dara nampak berpikir sejenak lalu tersenyum. Ia juga mengaitkan jari kelingking nya pada kelingking Izra.
"Aku janji,"
"Aku memegang janji mu."
🍂🍂🍂🍂🍂
"Bundaa~ memang nya akan ada adik kecil lagi?"
"Iya sayang, akan ada dua,"
"Bunda, kita tidak mau adik baru. Kembar tiga saja sekarang sudah sangat menyebalkan, apalagi si kembar dua itu, menyebalkan sekali bunda,"
"Eh, kok Razura bicara nya seperti itu?"
"Habisnya kemarin Ares mengompol di pangkuan Zura,"
"Ales kan sudah minta maap-maap pada Yung,"
"Sudah jangan bertengkar. Kalian kan bersaudara, harusnya saling menyayangi,"
"Bunda, yang ini adik perempuan atau adik laki-laki lagi?"
"Bagaimana kalau keduanya? Deva suka?"
"Suka sekali,"
"Bunda, kalau adik perempuan nanti tidak ada yang mendandani, kan kami semua laki-laki,"
"Ah benar juga, bunda pokoknya Cana ingin adik laki-laki saja,"
"Lagipula kan sudah ada Kai yang cantik,"
"Yuuung!!!! Atu itu tampan!!"
Perempuan yang sedari tadi di panggil bunda itu hanya bisa tertawa menanggapi celotehan anak-anak nya.
🍂🍂🍂🍂🍂
"Bunda, adik kecil nya cantik sekali,"
"Iya, adik bayi punya mata yang sama seperti bunda,"
"Bunda kenapa menangis? Adik bayi nya nakal ya selama di perut bunda?"
"Azur, Zura, bisa panggil kan Hyung yang lain?"
"Biar Azur yang panggil, Zura disini saja temani bunda dan adik bayi,"
"Baik Hyung,"
🍂🍂🍂🍂🍂
Bersambung...
See you next chapter 👋🏼👋🏼👋🏼
Gatau aku ga paham :'
Nrh7903💜
✨22-12-2020✨

KAMU SEDANG MEMBACA
A Special Girl
Teen Fiction[СοмρӀеτе...] Bagaimana rasanya tinggal satu rumah dengan banyak lelaki tampan yang menjadi idaman semua gadis? Pasti bahagia, bukan? Inilah kisah tentang seorang gadis Heterochromia yang tinggal bersama 16 kakak laki-lakinya. Menjadi satu-satunya a...