Chapter 7 : Kenangan

3.7K 327 42
                                    

Good night everyone

Ini adalah chapter terakhir yang bakal aku up

Aku akan kembali up setelah ujian nanti, tapi gak janji ya, wkwk

Sekarang uwu-uwuan aja dulu sama 16 Abang, kedepannya bakal aku tambahin teori

Aku penasaran, adakah yang mampu menebak alur dari cerita ini

Karena jujur cerita ini rumit banget, lebih rumit dari cerita ku sebelumnya

Maaf kalo ada typo, kalo ada kosakata yang salah, mohon untuk bantu perbaiki di komentar <3

Mari halu bersama Dara >.<

Happy reading:)


π√π√π√π

Dara sudah merebahkan tubuhnya diatas kasur, namun matanya masih setia menatap langit-langit kamarnya itu. Ia senang akhirnya bisa menghabiskan banyak waktu bersama salah satu kakaknya. Lagipula benar kata mereka, ia tak seharusnya terus berlarut-larut dalam trauma ini. Ia harus bisa melupakan semua kejadian itu. Toh, orang tersebut juga sudah meninggal.

Namun tetap saja, itu sulit bagi Dara. Meskipun sudah berusaha keras untuk melupakan, kilasan tentang kejadian itu selalu muncul tanpa permisi.

Dara kembali teringat ucapan Rafa dijalan tadi, apa maksud Rafa? Kenapa dia bilang kalau semua kakak nya memiliki nama masing-masing, nama apa? Dara memang mengetahui kalau semua kakak nya bukanlah kakaknya, tapi ia tidak menyangka kalau ternyata mereka memiliki nama lain. Lalu kenapa Dara tak diberi tahu soal itu?

Ketika sedang melamun, tiba-tiba saja Dara teringat ucapan dia.

"Sometimes you really have to enjoy everything you experience. Everything that happens isn't always bad if you enjoy it,"

Dara terdiam. Hati nya mendadak sakit saat mengingat sosok dia. Sungguh, bahkan hanya dengan mengingat namanya saja sudah membuat Dara tanpa sadar menjatuhkan air matanya.

"Kapan kamu kembali? Aku sungguh merindukanmu! Kenapa kamu selalu membuat ku percaya bahwa kamu akan kembali? Kamu bahkan sudah mengingkari janji mu sendiri. Kamu melupakan ku! Apa kita akan bertemu lagi di negara ini? Aku datang untuk mencari mu,"ucap Dara sedikit terisak

*Flashback on*

Seorang gadis kecil sedang duduk di sebuah kursi sambil menikmati indahnya pemandangan sungai Han. Hari yang cukup panjang dengan semua penindasan yang telah ia terima hari ini.

Ini adalah tahun ke tiga ia berada di Seoul, namun ia belum mendapatkan satupun teman. Ia sudah lelah harus berbohong pada tantenya tentang hari sekolahnya yang menyenangkan. Ia lelah harus berbohong tentang luka memar ditubuhnya.

Karena kenyataannya, yang ia dapatkan hanyalah perlakuan kasar dari teman-teman sebayanya.

Mereka selalu menganggap dirinya aneh karena perbedaan matanya. Bahkan mereka menganggap kalau dirinya adalah penyihir.

Ia bukannya tak ingin bilang pada tantenya. Hanya saja, ada beberapa hal yang membuatnya harus tetap bungkam.

Ia takut pada salah satu teman sekelas nya, bilang dibilang dia adalah penguasa di kelas. Dia adalah Baejin. Dara bingung harus menyebutnya teman atau bukan karena perlakuan kasar yang selalu dilakukan Baejin dan teman-temannya terhadap dirinya.

A Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang