Part 21

5.1K 473 34
                                    

Kini Ali sedang memikirkan tentang permintaan Prilly untuk kembali bertunangan dengannya.

Hal itu membuat Ali pusing pasalnya dia tidak mencintai Prilly bagaimana bisa dia bertunangan dengan Prilly tetapi di lain sisi dia butuh Prilly untuk perusahaannya.

Handphonenya pun berbunyi bertanda pesan masuk.

Prilly.

'Aku kasih batas waktu sampai besok jika kamu besok masih tidak mengasih jawabannya atau kamu menolakku maka aku akan menarik perkataanku untuk menolong perusahaanmu yang diambang kebangkrutan itu.'

Membuat Ali semakin frustasi, dia tak tahu harus menjawab apa, kenapa Prilly yang hanya bisa menolongnya? Kenapa tidak orang lain saja!

♤♤♤♤♤♤

Prilly pun sedang berada di penthousenya sedang tersenyum puas dia berfikir pasti Ali sedang sangat frustasi akibat permintaanya.


Dia meminta Ali untuk bertunangan dengannya karena keamanan di perusahaan Ali sangatlah lemah dan gampang untuk di bobol oleh perusahaan lainnya dan kondisi perusahaan Park akan semakin down dan jika pertunangan itu di umumkan para musuh pun juga akan segan untuk menyenggol perusahan Park's Group dan ini adalah semacam gertakan Prilly untuk para musuh secara tak langsung.


Karena para musuh sudah sangat kapok berhadapan dengan seorang Lady Deluna yang begitu sadis bahkan Lady Deluna pernah memusnahkan musuhnya di hadapannya sendiri menggunakan segerombolan tikus hitam ganas dan besar menggerogoti tubuh musuh secara brutal hingga musuh itu mati bahkan seorang musuh lebih baik mati bunuh diri dibanding harus masuk ruang isolasi Prilly.

Dan hebatnya lagi Prilly bisa menutup rapat rapat kasus musuhnya itu sehingga tak ada yang berani melawannya bahkan di bayar mahal pun mereka tidak akan mau bila harus berhadapan dengan seorang Lady Deluna.

Dan di lain sisi dia bertunangan dengan Ali karena dia ingin terus bersama Ali, pokoknya hidupnya harus dihabiskan dengan orang itu, lelaki itu si Dokter Raphali lulusan cumlaude Harvard University.

"Aku yakin dia pasti akan menerimaku." Ucap Prilly tersenyum penuh kemenangan lalu meneguk winenya.

Skip.

Kini pagi pun tiba Ali pun masuk shift pagi pun langsung berjalan menuju ruangannya.

"Ali." Panggil Elena menahan Ali masuk.

"Apakah kamu mau memaafkanku?" Tanya Elena.

"Sejak awal aku sudah memaafkanmu." Ucap Ali.

Mmebuat Elena tersenyum.

"Tetapi aku tidak mau berurusan denganmu lagi." Ucap Ali.

Senyum Elena pun memudar.

"Ali aku kemarin khilaf maafin aku, aku sangat menyesal Ali." Ucap Elena yang mulai menangis.

"Stop Elena tidak usah berdrama, kamu nangis pun percuma keadaannya tidak akan berubah, kita sudah tidak bisa bersama lagi." Ucap Ali lalu pergi masuk ke dalam ruangannya.

Elena pun menatap kepergian Ali dengan tangisannya dan pergi.

Saat melihat Elena pergi pun Ali menghela nafasnya dia memang masih sedikit mencintai Elena tetapi dia sudah terlanjur kecewa dan tidak terima bila Elena mengkhianatinya padahal Ali begitu mempercayainya tetapi dia malah tidur bersama lelaki lain, itu sudah sangat diluar batas mengingat kejadian kemarin saja Ali merasa jijik.

Graceful WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang