Part 35

6.1K 540 54
                                    

Kini Ali sedang di tangani oleh Ryan.

"Ck! Aku tidak menyangka kamu bisa masuk ke rumah sakit juga." Ucap Ryan saat mengoperasi Ali yang tak sadarkan diri.

"Budak cinta sekali kamu ini mempertaruhkan nyawamu hanya untuk wanita." Ucap Ryan.

"Jadi kalau aku di tembak kamu tidak mau melindungiku seperti Dokter Raphali, hah?!" Ucap Suster Lina dengan tatapan tajamnya yang sedang ikut operasi dengan Ryan.

"Mau!" Ucap Ryan langsung dengan cepat.

"Siapa bilang tidak mau? Kalau perlu aku akan kasih seluruh nyawaku kepadamu." Ucap Ryan.

"Aku tahu kamu hanya pencitraan di depanku saja!" Ucap Suster Lina kesal.

"Tidak sayangku, aku benar ingin mempertaruhkan nyawaku hanya untukmu seorang!" Ucap Ryan menggenggam tangan Suster Lina.

"Mwah." Ucap Ryan sambil memonyongkan bibirnya di dalam masker kepada Suster Lina.

Suster Lina pun tersenyum malu.

Prilly yang berada di dalam ruang operasi pun hanya menatap tajam kedua pasangan itu.

"Menjijikan sekali!" Ucap Prilly datar.

Ryan dan Suster Lina pun hanya tersenyum canggung lupa bahwa Prilly juga ada di dalam.

"Cepat lakukan operasinya aku sudah tidak tahan seruangan dengan manusia seperti kalian!" Ucap Prilly.

"Baik Nyonya Jung." Ucap Suster Lina.

Skip.

Kini Ali telah di pindahkan ke ruangan rawat inap VIP.

Acin pun baru tiba.

"Siapa pelaku penembakan itu?" Tanya Prilly langsung.

"Sabar Nyonya Eim mau minum dulu, ada minum tidak?" Tanya Acin.

"Aku membawa air keras, mau?" Tanya Prilly.

Acin pun menelan ludahnya susah payah.

"Tidak jadi Nyonya, jadi pelaku penembakan tadi adalah orang suruhan Picanto." Ucap Acin.

"Sudah ku duga, lalu bagaimana?" Tanya Prilly.

"Dia sudah masuk ke dalam penjara dan tuan Picanto juga sudah di tangkap tadi." Ucap Acin.

"Bagus." Ucap Prilly.

Acin pun tersenyum senang pasalnya sudah lama sekali dia tidak di puji oleh bosnya itu.

"Terima kasih Nyonya Jung." Ucap Acin.

Ryan pun datang bergandengan dengan seorang suster.

Prilly pun mengerutkan dahinya mengapa wajah suster itu berbeda dengan di ruang operasi tadi.

Ryan pun hanya mengode Prilly untuk tidak berkata apapun.

"Selamat sore Nyonya Jung, saya Suster Susi ingin memeriksa keadaan Dokter Raphali." Ucap Suster Susi.

"Ya." Ucap Prilly menggeleng ternyata si Ryan begitu playboy.

Skip.

Kini Ali pun mengerjapkan matanya dan wajah Prilly lah yang pertama kali dia lihat.

Graceful WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang