Part 45

5.8K 569 63
                                    

Sudah 1 harian Lira dan Nulu berada di depan tempat penginapan menunggu Prilly keluar dan memaafkannya.

"Nyonya Jung mereka masih di luar." Ucap Acin.

Prilly tidak merespon ucapan Acin dan hanya fokus dengan laptopnya.

"Biar aku saja." Ucap Ali lalu berdiri dan keluar.

"Dokter Raphali, dimana Nyonya Jung kami ingin bertemu." Ucap Lira.

"Iya kami ingin meminta maaf yang sebesarnya." Ucap Nulu.

"Dia sedang sibuk, sebaiknya kalian pulang saja." Ucap Ali.

"Kami tidak boleh pulang kalau belum mendapatkan maaf dari Nyonya Jung." Ucap Lira.

"Dia memang belum memaafkan kalian tetapi desa ini tidak akan di gusur." Ucap Ali.

Nulu dan Lira pun langsung menatap Ali terkejut.

"Apakah anda serius Dokter Raphali?" Tanya Nulu.

"Iya." Ucap Ali.

Lira dan Nulu pun langsung memasang raut gembira dan mereka pun berpelukan.

"Sampaikan ucapkan terimakasih dari kami ke Nyonya Jung ya Dokter Raphali." Ucap Nulu.

Ali pun mengangguk.

"Akan di sampaikan." Ucap Ali.

"Kalau begitu kami pergi dulu." Ucap Nulu lalu pergi bersama Lira.

Skip.

Kini telah sebulan Ali bertugas di sebuah pedalaman desa Sulawesi kini sudah saatnya mereka kembali ke kota asalnya Jakarta.

Dan Ali juga sedang membuat sebuah rumah sakit 10 lantai dan masih tahap pembangunan.

"Saya titip rumah sakit ini ke bapak ya." Ucap Ali kepada kepala desa.

"Baik Dokter Raphali, terima kasih telah membangun sebuah rumah sakit besar disini." Ucap kepala desa.

"Kalau ada obat yang habis atau perlengkapan rusak segera hubungi saya, dan saya akan membuka praktek rumah sakit ini gratis jadi siapapun yang berobat disini tidak perlu bayar." Ucap Ali.

Seluruh warga pun bersorak gembira.

"Terima kasih Dokter Raphali dan Nyonya Jung."

"Kalau begitu kami pulang dulu, selamat tinggal semuanya senang bisa bekerja selama sebulan disini." Ucap Profesor Hardin.

Lalu mereka pun melewati jalan 5 kilometer dan sudah ada beberapa mobil suruhan Prilly untuk ke bandara, dan saat sampai bandara mereka pun terbang ke Jakarta menggunakan Private Jet milik Prilly.

Ryan tak henti melongo.

"Wah! Baru kali ini aku naik pesawat tidak ada penumpang lain." Ucap Ryan.

"Suster Lina, suster Susi,dan suster Ana kalian bisa duduk di samping Dokter Ryan." Ucap Prilly lalu duduk di sofa.

Membuat Ryan terkejut melotot.

Ali pun hanya tertawa kecil melihat ke isengan Prilly.

Suster Lina,suster Ana,dan suster Susi pun duduk di samping Ryan sehingga Ryan berkeringat dingin berada di tengah mereka.

Graceful WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang